Wamenbud: Museum Garda Terdepan Diplomasi Budaya Indonesia

4 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo mengatakan bahwa museum merupakan salah satu garda terdepan dari diplomasi budaya Indonesia.

Hal tersebut ia sampaikan saat melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Kebudayaan Kerajaan Thailand Ploy Tanikul.

"Budaya adalah soft power yang dapat memperkuat diplomasi serta membawa nama baik bangsa ke dunia dan museum mempunyai salah satu fungsi tersebut,” kata Giring dalam keterangannya yang dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

Giring juga menjelaskan bahwa kunjungan Wakil Menteri Kebudayaan Thailand menjadi tanda relasi erat kedua negara yang terjalin lebih dari 75 tahun yang lalu.

“Kehormatan besar bagi kami untuk menerima kehadiran Wakil Menteri Kebudayaan Kerajaan Thailand dan teman-teman penari di Museum Nasional Indonesia. Kunjungan hari ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Thailand dan Indonesia yang menunjukkan persahabatan erat dari kedua negara melalui budaya,” ujar Wamenbud

Wamen Ploy Tanikul menyebutkan bahwa sebagai negara yang sama-sama berada di kawasan Asia Tenggara, Thailand dan Indonesia memiliki akar budaya yang saling beririsan. Akar budaya yang sama ini menjadi pondasi penting dalam membangun pemahaman, menjaga koneksi yang erat, dan menumbuhkan persahabatan yang kokoh antarbangsa.

“Budaya, sejak dahulu kala, telah menjadi kekuatan besar yang membuka jalan bagi kerja sama serta mendekatkan masyarakat kedua negara,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Wamen Giring turut menyampaikan bahwa Indonesia dan Thailand merupakan negara yang menempatkan kebudayaan sebagai jantung identitas nasionalnya. Dirinya menambahkan bahwa kedua negara memiliki Kementerian Kebudayaan tersendiri yang peduli pada hal tersebut.

“Saya berharap kerja sama budaya kita akan terus berlanjut di masa yang akan datang melalui berbagai macam aktivasi dan kegiatan,” ucap Wamenbud Giring.

Dalam kesempatan ini, Wamen Kebudayaan Thailand mengunjungi beberapa ruang pamer yang ada, antara lain Paras Nusantara; Pameran Sunting: Pameran Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan; Pameran Melawan Tanpa Gentar; Pameran Misykat: Cahaya Peradaban Islam Indonesia; Pameran 130 tahun Pithecanthropus Erectus; serta berbagai arca peradaban pra-Islam.

Kunjungan Ploy Tanikul turut didampingi oleh para penari dari Departemen Seni Rupa Thailand yang sebelumnya tampil dalam perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia- Thailand bertajuk Thai-Indonesian Joint Cultural Performances.

Jika menilik sejarah, hubungan diplomatik Kerajaan Thailand dan Indonesia sesungguhnya telah terjalin lebih dari 75 tahun. Hubungan ini dimulai dari Abad ke 7 hingga 14, ketika terjadi hubungan dagang dan kerajaan dengan Sriwijaya dan Majapahit. Berlanjut saat Raja Siam (sekarang Thailand), Chulalongkorn atau Rama V, mengunjungi Hindia Belanda pada tahun 1871.

Pada saat itu, Raja Chulalongkorn mengunjungi tangsi, gudang, rumah sakit, dan salah satunya Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen atau yang sekarang menjadi sebagai Museum Nasional Indonesia.

Raja Chulalongkorn menyumbangkan sesuatu yang dapat berguna untuk menjalin persahabatan antara Thailand dan Indonesia, yaitu patung Gajah berbahan perunggu. Patung Gajah yang saat ini berada di depan museum, kini menjadi ikon dari Museum Nasional Indonesia sekaligus sebagai simbol persahabatan kedua negara.

sumber : Antara

Read Entire Article
Food |