Admin Eviyanti
Politik | 2025-07-31 12:37:07

Oleh Adila Zuhra
Aktivis Muslimah
Kasus beras oplosan yang dilakukan perusahaan besar kembali terjadi. Masyarakat dirugikan, negara pun ikut menanggung akibatnya. Padahal, aturan soal beras sudah ada. Sayangnya, aturan tanpa pengawasan dan penegakan hukum yang tegas tidak akan menyelesaikan masalah.
Ini menunjukkan wajah asli sistem ekonomi kapitalis—yang hanya mengejar untung tanpa peduli halal haram atau kejujuran. Dalam sistem ini, kecurangan dianggap biasa. Bahkan perusahaan besar pun berani melakukannya karena tahu hukum tidak tegas, dan negara tidak hadir mengatur pangan secara serius.
Negara saat ini hanya menguasai sedikit pasokan pangan. Sebagian besar dikuasai oleh korporasi, yang tujuannya murni bisnis. Karena itu, pengawasan lemah dan kecurangan terus berulang.
Islam punya cara berbeda. Dalam Islam, pemimpin adalah pelayan rakyat, yang wajib amanah dan adil. Islam juga punya aturan lengkap untuk menjaga kejujuran di pasar—ada pengawas khusus (qadhi hisbah) yang bertugas memastikan tidak ada kecurangan. Negara Islam wajib hadir mengatur semua urusan pangan, dari produksi sampai distribusi, agar rakyat tidak jadi korban.
Selama sistem sekuler kapitalis masih bercokol, kasus seperti pengoplosan beras akan terus berulang. Sudah saatnya kita berpikir serius untuk mengambil sistem Islam sebagai solusi. Bukan hanya soal aturan, tapi juga paradigma dan nilai yang membentuk manusia dan negara yang bertakwa, jujur, dan bertanggung jawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.