Cadangan Devisa Turun, Pemerintah Pastikan Ekonomi Indonesia Tetap Kuat

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posisi cadangan devisa Indonesia turun dalam dua bulan terakhir. Pemerintah menegaskan kondisi ekonomi nasional masih kuat di tengah tekanan nilai tukar rupiah.

“Ya, tentu kita perlu menjaga terus ekspornya. Ekspor sih relatif baik. Nah, tentu kita monitor secara periodik,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Ia memastikan, secara fundamental perekonomian Indonesia tetap tangguh. “Kita lihat, pertumbuhan masih sedikit di atas 5 persen,” kata Airlangga.

Menurut dia, sejumlah indikator masih menunjukkan sinyal positif. “Kemudian juga, yang terakhir, sinyal positif itu IHSG tembus di atas 8.000. Dan investasi terjaga, baik di semester I maupun kuartal III,” ujarnya.

Airlangga menambahkan, capaian investasi hingga kuartal III masih sesuai target pemerintah. “Memang kuartal III belum ada laporan resmi, tapi kita monitor masih mencapai target, sekitar Rp1.400 triliun,” katanya.

Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa akhir Agustus 2025 sebesar 150,7 miliar dolar AS, turun dari 152,0 miliar dolar AS pada Juli. Penurunan tersebut dipengaruhi pembayaran utang luar negeri pemerintah serta intervensi stabilisasi nilai tukar rupiah.

Chief Economist Permata Bank Josua Pardede menjelaskan penurunan cadangan devisa tidak lepas dari tekanan pasar keuangan global. “Ya memang kalau kita melihat datanya, saya sambil melihat datanya ya, karena dari 190,7 turun jadi 148,7 jadi kurang lebih turun 2 bilion ya. Dan ini tentunya kalau kita melihat di bulan Agus, di bulan September kan memang terjadi outflow yang cukup besar, khususnya di pasar obligasi,” ujar Josua.

Ia menilai langkah stabilisasi oleh Bank Indonesia wajar dilakukan untuk menjaga nilai tukar rupiah. “Ya sehingga makanya upaya-upaya stabilisasi pasar khususnya nilai tukar itu dilakukan BI untuk tadi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, ya sehingga makanya implikasinya, imbasnya makanya cadangan devisa BI-nya pun juga tergerus,” ucapnya.

Josua juga mengingatkan setiap kuartal selalu ada pembayaran utang luar negeri, baik pemerintah maupun swasta. “Sehingga makanya itulah yang saya melihat bahwa sekalipun memang tadi ada penurunan cadangan devisa kita di bulan September, tapi kalau kita melihat dari sisi bagaimana kecukupan, ya ini kan 6,2 bulan impor dan juga 6 bulan impor dan juga pembayaran bunga utang pemerintah, dan ini di atas 3 bulan impor,” katanya.

Read Entire Article
Food |