Kiai Ma'ruf Amin: Ada Framing Buruk Terhadap Pesantren

3 hours ago 2

Wakil Presiden ke-13 Republik Indonesia Maruf Amin menyampaikan paparannya saat menghadiri acara sarasehan di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (13/8/2025). Majelis Ulama Indonesia bekerjasama dengan Bank Indonesia menggelar kegiatan Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah dalam rangka refleksi Kemerdekaan RI tahun 2025 dengan tema Menjadikan Indonesia Pusat Ekonomi Syariah Dunia. Kegiatan tersebut merupakan upaya pengembangan ekonomi syariah dalam newujudkan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah global dengan menjalin sinergitas antar lintas pihak sehingga dapat membangun ekosistem ekonomi syariah yang inklusif dan berdaya saing.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin menegaskan, pesantren tetap menjadi pusat pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat yang telah berkontribusi besar bagi bangsa Indonesia. Hal itu ia sampaikan usai menghadiri Rapat Kerja Gerakan Nasional Ayo Mondok di Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta, Rabu (17/9/2025).

Menurut Kiai Ma’ruf, inisiatif 'Ayo Mondok' sudah lama digagas untuk menggairahkan semangat masyarakat agar menyekolahkan anaknya ke pesantren. Gerakan ini bertujuan menyiapkan santri sebagai generasi penerus yang mampu memberikan perbaikan di bidang keagamaan maupun kemasyarakatan.

“Tapi kali ini mungkin lebih spesifik untuk kemandirian dan juga untuk menguatkan pesantren. Karena ada distorsi pemahaman, sekarang ini ada framing-framing buruk terhadap pesantren, seperti soal kekerasan atau kasus seksual. Itu bisa meragukan masyarakat. Padahal sebenarnya itu hanya satu-dua kasus, bahkan bisa dikatakan nol koma nol. Dan itu bukan pesantren betul, melainkan model pesantren yang tidak jelas identitasnya,” ujar dia.

Ia menegaskan, pesantren yang dimaksud dalam gerakan 'Ayo Mondok' adalah lembaga pendidikan Islam yang berdiri kokoh sejak dulu, melahirkan tokoh-tokoh bangsa, baik di masa penjajahan maupun setelah kemerdekaan.

“Bahkan sesudah kemerdekaan juga ada yang jadi menteri, ada yang jadi pejabat, ada yang jadi bupati, ada yang jadi macam-macam. Ada yang jadi presiden, ada yang jadi wakil presiden," ucap dia.

Read Entire Article
Food |