REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Sebanyak 100 relawan dari 26 chapter Relawan Gesit di seluruh Indonesia berkumpul dalam agenda Gesit Movement Summit (GMS) 2025: Kader Penggerak Graduation & National Congress yang digelar di Candi Tirto Raharjo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Agenda akbar ini menandai dua momentum penting: yaitu kelulusan 65 kader penggerak hasil dari Sekolah Kader Penggerak SLC Institute dan pelaksanaan Kongres Nasional Kedua Relawan Gesit.
Sekolah Kader Penggerak yang telah berjalan selama enam bulan, menggabungkan
pembelajaran daring dan luring, dirancang untuk melahirkan generasi relawan
dengan pengetahuan, keterampilan, dan kepekaan sosial tinggi. Para kader yang
lulus tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga beasiswa untuk
memperkuat kontribusi mereka di tengah masyarakat.
“Salah satunya agenda GMS ini bertujuan untuk merayakan atas kerja keras teman
teman relawan yang telah berjibaku di lapangan dalam setiap aksi-aksi
kerelawanan,” ujar Anisa Nindia Hayati, Ketua Harian Relawan Gesit Nasional, Anisa Nindia Hayati, dalam siaran pers, Senin (15/9/2025)
Hari pertama GMS 2025 dibuka dengan Kader Penggerak Graduation. Acara ini
menghadirkan talkshow kemanusiaan bertajuk “Dunia Kerelawanan Masa Kini dan
Nanti” bersama Kalis Mardiasih (penulis & aktivis perempuan), Sherly Annavita
(influencer), Marsya Nurmaranti (Direktur Eksekutif Indorelawan), dan Anisa Nindia
Hayati (Ketua Harian Relawan Gesit Nasional).
Setelah itu, hadir opening speech dari Ahmad Mujahid (Direktur Eksekutif Salam
Setara) serta keynote speech “Bergeraklah Para Relawan” oleh Bayu Diktiarsa
Pratama (Kepala Operasional & SDM Salam Setara) dan Sudirman Said (Menteri
ESDM RI 2014–2016, Rektor Universitas Harkat Negeri, serta tokoh kemanusiaan
yang aktif membantu penanganan bencana tsunami Aceh 2004).
Rangkaian acara dilanjutkan dengan orasi kerelawanan oleh tiga perwakilan
relawan Gesit, prosesi penyematan apresiasi penghargaan kepada kader
penggerak, serta penampilan seni dari relawan sebagai simbol semangat
kebersamaan dan kekompakan.
Hari kedua berfokus pada Kongres Nasional Relawan Gesit. Sebanyak 100 relawan
dari 26 perwakilan chapter mengikuti pleno organisasi untuk membahas arah
gerakan ke depan, termasuk aturan dan ketentuan baru organisasi. Selain itu,
tersedia lima sesi Volunteer Training and Facilitation dari pemateri berpengalaman
untuk memperkaya keterampilan relawan dalam mengelola aksi sosial dan
manajemen organisasi relawan.
Hari ketiga ditutup dengan Aksi Warga Bantu Warga, yaitu turun kelapangan untuk
menyalurkan bantuan langsung kepada para pedagang keliling di Kota Yogyakarta.
Selain itu juga akan melakukan city tour yang memperkenalkan budaya
Yogyakarta, memperkuat jejaring dan ikatan antar relawan, sekaligus memberi
ruang refleksi sebelum kembali ke daerah masing-masing.
Relawan yang hadir berasal dari 26 chapter di seluruh Indonesia, mencakup dari
Regional Sulawesi yaitu: Bulukumba, Makassar, Jeneponto. Sumatera diwakili oleh
chapter Palembang, Jawa Barat meliputi chapter Bekasi Kota Bandung, Kota Bogor,
Sukabumi, Kab. Bandung, Sumedang, Depok, Cimahi dan Garut. Sedangkan Jawa
Tengah terdiri dari chapter Semarang, Tegal dan Solo. Jakarta diwakili oleh chapter
Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Tangerang. Jawa
Timur diwakili oleh Malang dan Surabaya. Sedangkan DIY diwakili oleh Bantul dan
tuan rumah yaitu Gesit Chapter Yogyakarta. Pertemuan ini menjadikan GMS
sebagai event pertemuan nasional Relawan Gesit se Indonesia.
Sudirman Said dalam sesi Keynote Speech juga menyampaikan kepada para
peserta tentang pentingnya karakter relawan. “Relawan harus punya integritas,
sifat pemimpin yang baik, memiliki kompetensi serta value, dan jadi relawan adalah
jalan yang baik untuk membangun karakter”, ucapnya.
Dengan terselenggaranya GMS 2025 ini serta meluluskan 65 kader penggerak dan
mempertemukan 26 perwakilan chapter dalam kongres, GMS 2025 diharapkan
melahirkan ide dan gagasan baru, mencetak kader relawan yang memiliki rasa
empati tinggi, keterampilan pendukung yang memadai, serta visi bersama untuk
menggerakkan masyarakat. Serta selalu berkomitmen untuk terus hadir dalam
misi-misi serta panggilan kemanusiaan kapanpun dan dimanapun dibutuhkan.
Agenda ini diselenggarakan oleh Yayasan Salam Setara, Relawan Gesit, serta
ekosistem Kitabisa, dan menjadi bukti nyata bahwa gerakan kerelawanan dapat
terus berkembang dengan pendekatan baru, mampu memberi inspirasi segar, dan
dampak yang lebih luas