Mossad Akui Serangan Qatar Pengaruhi Proses Negoisasi, Barak Sebut Kereta Gideon 2 akan Gagal

4 hours ago 3

Bangunan rusak akibat serangan Israel di Doha, Qatar, 9 September 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Media Israel Maariv mengatakan prediksi Mossad tidak menampik bahwa kesepakatan untuk para tahanan yang ditahan di Jalur Gaza terganggu setelah serangan Israel terhadap para pemimpin Hamas di Qatar.

Sementara, di lokasi terpisah, mantan Perdana Menteri Ehud Barak mengkonfirmasi bahwa Operasi Kereta Gideon 2 tidak akan mencapai tujuan untuk menghabisi Hamas.

Dikutip Aljazeera, Ahad (14/9/2025), surat kabar Israel melaporkan bahwa laporan Mossad mengkonfirmasi bukan tidak mungkin serangan ke Qatar telah mengganggu kemungkinan tercapainya kesepakatan mengenai para tahanan.

Laporan tersebut mengindikasikan bahwa kepala Mossad David Brennai percaya setiap serangan di Qatar akan menyebabkan lebih banyak kerugian daripada keuntungan.

Ini mengindikasikan bahwa tanggapan Hamas terhadap proposal yang baru-baru ini dibicarakan oleh Presiden AS Donald Trump dapat menghasilkan kesepakatan.

Pesawat tempur Israel menghancurkan gedung Al-Ruya di sebelah barat Kota Gaza pada Ahad, 7 September 2025.

Sementara itu, Barak mengkritik serangan terhadap Doha dan mengatakan, “Siapa pun yang menyerang para negosiator di ibu kota mediasi membahayakan nyawa para tahanan Israel."

Dia melanjutkan bahwa seperti yang dikatakan Trump, "Setiap kali ada kemajuan dalam kesepakatan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyerang seseorang."

Israel Broadcasting Corporation mengutip mantan perdana menteri tersebut yang mengatakan bahwa Hamas bekerja untuk menenggelamkan Israel di dalam lumpur Kota Gaza dan menganggap hal ini akan menjadi kemenangan diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Read Entire Article
Food |