PLN Butuh Dukungan Swasta untuk Jalankan Proyek Transisi Energi Nasional

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Suroso Isnandar, menyampaikan kemampuan investasi perusahaan dalam program transisi energi nasional hanya mencapai sekitar Rp550 triliun atau setara 20 gigawatt (GW) pembangkit listrik. Nilai tersebut merupakan sebagian kecil dari total kebutuhan investasi sebesar 180 miliar dolar AS yang dibutuhkan untuk menjalankan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hijau 2025–2034.

Suroso menegaskan, PLN tidak mungkin menjalankan seluruh program investasi besar itu secara mandiri. Keterlibatan sektor swasta menjadi kunci dalam merealisasikan target tambahan 69,5 GW kapasitas pembangkit, dengan porsi 42,1 GW berasal dari energi baru terbarukan (EBT).

“Kalau kita menjalankan separuh saja dari ini, itu pun sudah sangat masif. PLN tidak akan bisa sendiri dalam investasi sebesar itu. PLN hanya mampu sekitar Rp 550 triliun atau 20 gigawatt. The rest of it kita serahkan kepada private sector,” ujarnya dalam forum Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Ia menjelaskan, total kebutuhan investasi 180 miliar dolar AS mencakup pembangunan pembangkit EBT, sistem battery energy storage (BESS), jaringan transmisi, sistem distribusi, dan smart grid end to end. Dari jumlah tersebut, sekitar 63 miliar dolar AS dialokasikan untuk renewable energy base load berkapasitas 22 GW, 26 miliar dolar AS untuk pembangkit listrik tenaga gas dan batubara, serta 34 miliar dolar AS untuk variable renewable energy sebesar 24,3 GW. Adapun sistem penyimpanan energi dan smart grid memerlukan tambahan sekitar 5 miliar dolar AS.

“Saya yakin anggota MKI juga banyak yang dari pabrik konduktor. Jadi ini salah satu business opportunity untuk 10 tahun ke depan,” ujar Suroso.

PLN menyiapkan pembangunan 48 ribu kilometer sirkuit jaringan transmisi serta 110 ribu MVA gardu induk baru yang setara dengan sekitar 2.000 unit per tahun. Proyek tersebut diharapkan menjadi penggerak rantai pasok industri ketenagalistrikan nasional sekaligus membuka peluang kerja sama dengan pelaku usaha dalam negeri.

Suroso menyebut, PLN telah menyiapkan 278 dokumen lelang untuk tahap pertama proyek pada Oktober hingga Desember 2025, serta 387 proyek tambahan pada tahun berikutnya. Total proyek hingga 2027 diperkirakan melebihi 1.000 kegiatan investasi.

“Lebih dari 250 dokumen lelang on its way, dan saya selaku Direktur Manajemen Proyek ingin melelangkannya sekaligus. Tapi kami menunggu green light dari Kementerian ESDM,” katanya.

Program transisi energi ini juga diperkirakan memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Implementasi RUPTL hijau diproyeksikan menyerap sekitar 1,7 juta tenaga kerja baru dalam satu dekade ke depan serta berpotensi memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi nasional hampir satu persen.

Suroso menegaskan, seluruh langkah ini merupakan bagian dari upaya PLN mempercepat transisi menuju net zero emission 2060. Melalui kemitraan dengan swasta, PLN berharap pembiayaan besar ini dapat berjalan efektif tanpa membebani keuangan negara sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional berbasis hijau.

Read Entire Article
Food |