Rektor UI: Isu Lingkungan Kini Jadi ‘Senjata’ Geopolitik Global

19 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Isu lingkungan hidup tidak lagi berdiri sendiri sebagai urusan konservasi semata. Dalam lima tahun terakhir, lingkungan telah bergeser menjadi alat tawar-menawar dalam dinamika geopolitik dunia.

Rektor Universitas Indonesia (UI) Heri Hermansyah menyebut transformasi tersebut harus menjadi perhatian serius, terutama bagi Indonesia yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati luar biasa.

“Kita menyaksikan dalam lima tahun terakhir, lingkungan bukan sekadar lagi lingkungan secara polos, bahwa lingkungan harus kita jaga, tetapi telah menjadi suatu alat atau komoditas dalam pressure geopolitik,” kata Heri dalam acara “Exhibition and Tribute to Prof. Emil Salim” di Energy Building SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025).

Ia menjelaskan, posisi Indonesia sebagai Jamrud Katulistiwa menjadikan negeri ini satu-satunya laboratorium hidup tropis yang diapit dua benua dan dua samudera. Kondisi ini membuat Indonesia sangat penting dalam riset dan pengembangan lingkungan tropis.

Namun, Heri menyoroti praktik negara asing yang datang melakukan riset keanekaragaman hayati ke Indonesia, tapi justru membawa pulang data dan koleksi penting. Akibatnya, Indonesia sendiri belum tentu memiliki data lengkap atas kekayaan hayatinya.

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa isu lingkungan sudah menjadi bagian dari kompetisi geopolitik global.

Heri mencontohkan, dalam konteks perang Rusia–Ukraina, minyak kelapa sawit Indonesia bisa masuk pasar Eropa tanpa hambatan standar seperti ISO karena suplai minyak bunga matahari terganggu. Padahal, komoditas tersebut biasanya menjadi komoditas untuk pertukaran kebijakan dan sulit sekali untuk memasuki pasar Eropa. 

“Ini artinya, terkadang lingkungan menjadi alat untuk menekan, alat untuk permainan dalam penguasaan sumber daya, penguasaan otoritas, dan berbagai penguasaan lainnya,” ujarnya.

Heri menegaskan, dalam menghadapi realitas ini, Indonesia harus mampu menempatkan isu lingkungan sebagai bagian dari strategi kebijakan jangka panjang yang berpihak pada kepentingan rakyat.

Ia menyebut UI, khususnya melalui Sekolah Ilmu Lingkungan, memiliki tanggung jawab besar untuk mendorong riset dan strategi pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan berpijak pada kepentingan nasional.

“Tentu kita harus berpikir sebagai suatu keberlanjutan jangka panjang. Keberlanjutan ini dipikirkan, bagaimana strateginya dalam meletakkan lingkungan dari sisi kebijakanatau kebijakan dan dari sisi keilmuan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kejayaan bangsa Indonesia,” kata Heri.

Read Entire Article
Food |