REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menegaskan posisi strategis Indonesia sebagai pemimpin alami ASEAN di tengah ketegangan geopolitik dan geokonomi global. Menurutnya, peran Indonesia sangat penting mengingat kontribusinya yang dominan di kawasan Asia Tenggara.
Rosan menjelaskan, berbagai dinamika global seperti konflik Rusia–Ukraina, ketegangan di Timur Tengah, dan kebijakan tarif dagang Amerika Serikat menuntut Indonesia mampu menavigasi situasi dengan cermat tanpa meninggalkan arah pembangunan nasional.
“Karena memang tension secara geopolitik dan geokonomi masih berlangsung, termasuk adanya perlakuan tarif dagang dari Amerika, beberapa ketegangan di Timur Tengah, serta peperangan yang masih berjalan antara Rusia dan Ukraina,” ujar Rosan dalam acara Investor Daily Summit di Jakarta, Selasa (8/10/2025).
Ia menambahkan, Indonesia memiliki kontribusi besar terhadap ASEAN baik dari sisi ekonomi, populasi, maupun luas wilayah. Dari total ekonomi ASEAN, sekitar 40 persen berasal dari Indonesia, dengan 36 persen populasi kawasan dan 40 persen wilayah daratan. “Jadi, secara alami Indonesia menjadi natural leader of ASEAN,” kata Rosan.
Dalam kapasitasnya sebagai Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan menekankan pentingnya peran sektor swasta dalam memperkuat kemandirian ekonomi nasional. “Peran dunia usaha dan sektor swasta harus jauh lebih besar,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya investasi berkualitas dan pengembangan sumber daya manusia agar Indonesia tetap kompetitif di level global. Penerapan hilirisasi sumber daya, pengembangan energi terbarukan, serta pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik menjadi contoh nyata strategi pemerintah dalam memperkuat daya saing nasional.
Dengan potensi besar dan langkah strategis tersebut, Rosan optimistis Indonesia mampu memimpin ASEAN secara efektif sambil memastikan kesejahteraan rakyat tetap menjadi prioritas utama.
Pada saat yang sama, ia mengungkapkan capaian penting pemerintah dalam memperkuat posisi ekonomi global melalui penyelesaian dua perjanjian dagang besar: European Union–Indonesia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU–CEPA) dan Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA–CEPA).