SBY Bicara Lika-liku Karirnya Hingga Peran Kebudayaan untuk Kemajuan Bangsa

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan Pidato Kebudayaan di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesha, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/10/2025). Dalam kesempatan itu, ia menceritakan karienya dari militer, politik dan seni hingga menyinggung pentingnya kebudayaan dalam pembangunan bangsa.

"Ada yang bilang SBY itu jangan-jangan "mualaaf", dari prajurit, politsi kemudian seniman. I am not mualaf, i love art. Saya mendirikan sanggar seni di SMP, SMA dengan teman-teman. Seni musik, seni lukis, seni puisi, almost everything. Jadi bukan mu'alaf, tapi ada yang mengatakan I am the return of the lost son dalam dunia seni dan budaya," ujar SBY dihadapan para seniman dan civitas akademik ITB.

Dalam kesempatan itu, ia juga menekankan pentingnya peran budaya sebagai solusi fundamental dalam membangun bangsa dan mengatasi berbagai tantangan global, termasuk masalah lingkungan dan global. Ia menilai budaya dan peradaban adalah hal yang dinamis, hidup, dan terus berkembang sehingga tidak akan pernah usang.

"Kadang-kadang kita melihat budaya itu sesuatu yang sudah lewat, masa lalu, past, wrong, salah itu. Budaya itu hidup, peradaban hidup dan berkembang," kata dia.

Presiden yang memimpin Indonesia dua periode itu menyerukan kepada para pemimpin dunia dan bangsa agar tidak mengabaikan pendekatan budaya saat berupaya menyelesaikan masalah kehidupan, kemanusiaa, hingga menyelamatkan bumi.

Menurutnya, masalah-masalah global saat ini, seperti pemanasan dunia dan pencemaran, banyak dipicu oleh perilaku manusia, khususnya keserakahan dan keborosan. "Oleh karena itu siapa pun, entah pemimpin dunia, pemimpin bangsa, siapa pun, kalau ingin mengatasi masalah kehidupan, masalah kemanusiaan, termasuk masalah lingkungan dan keselamatan bumi, jangan abaikan pendekatan budaya," katanya.

Ia menjelaskan, bahwa definisi budaya sangat luas, mencakup pilar-pilar penting pembangunan. Budaya bukan hanya tentang kesenian, tetapi juga tentang pendidikan, teknologi, sains, pemikiran yang jernih, dan yang terpenting adalah nilai-nilai. "Budaya itu kan pendidikan, teknologi, sains, pemikiran yang jernih, values, dan sebagainya. That's culture. Kalau disentuh, Insya Allah, pasti lebih sukses lagi," kata SBY.

Meski demikian, SBY mengakui arus modernisasi dengan semakin berkembangnya teknologi tak bisa dikesampingkan dalam membangun sebuah bangsa. Namun, kemajuan itu harus diimbangi oleh reformasi sikap mental, nilai-nilai, dan perilaku. "Tanpa diimbangi oleh reformasi, revolusi, sikap mental, values, dan perilaku, tidak akan sukses mengatasi masalah global ini," kata dia.

Disinggung mengenai kondisi dunia yang sedang mengalami krisis kebudayaan, SBY menolak istilah tersebut. Menurutnya, adanya perilaku manusia di seluruh dunia yang tidak mencerminkan budaya yang baik lebih tepat disematkan. "Saya tidak mengatakan krisis kebudayaan, tapi ada perilaku manusia di seluruh dunia yang sebetulnya tidak mencerminkan budaya yang baik. Itulah yang harus diperbaiki dan dibangun kembali," imbuh dia.

Read Entire Article
Food |