REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah usaha ditempuh untuk menggapai yang diinginkan, barulah seseorang bertawakkal. Akhlak mulia ini merupakan kegiatan aktif untuk meraih rezeki dan membahagiakan orang lain.
Menurut para ulama, tawakal bukan sekadar sikap pasrah, melainkan sebuah ibadah hati yang mendalam yang membawa banyak hikmah bagi kehidupan seorang mukmin. Hikmah-hikmah ini dijelaskan dalam berbagai kitab klasik, yang menekankan pentingnya keyakinan, usaha, dan penyerahan diri secara seimbang.
1. Ketenangan dan ketenteraman jiwa
Berdasarkan paparan Imam al Ghazali dalam Ihya Ulumiddin dan Ibnu Athaillah dalam Al-Hikam, ketika seorang mukmin benar-benar meyakini bahwa segala urusan berada dalam kendali Allah SWT, hatinya akan merasa tenang dan damai.
Kecemasan terhadap masa depan atau kegelisahan karena hasil yang tidak sesuai harapan akan berkurang, sebab ia menyadari bahwa takdir Allah adalah yang terbaik. Al-Ghazali bahkan mengibaratkan orang yang tawakal seperti bayi yang pasrah sepenuhnya kepada ibunya.
2. Dicukupkan rezeki dan kebutuhan hidup
Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam Jami'ul Ulum wal Hikam menjelaskan, Allah menjanjikan akan mencukupi rezeki orang yang bertawakal kepada-Nya.
Rezeki adalah segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT kepada makhluk-Nya, baik berupa harta, kekayaan, kesehatan, maupun nikmat lainnya. Rezeki dapat berupa kebutuhan pokok seperti makanan, minuman, dan pakaian, maupun kebutuhan lainnya yang membantu kelangsungan hidup.
Janji ini bukan berarti rezeki datang begitu saja, melainkan Allah akan memudahkannya melalui jalan-jalan yang tidak terduga. Ibnu Rajab mengutip hadis Nabi ﷺ tentang burung yang mencari makan, yang menunjukkan bahwa tawakal tidak meniadakan usaha.
3. Kekuatan iman dan keyakinan
Ibnul Qayyim al-Jauziyah dalam Kitab Madarij al-Salikin menjelaskan, tawakal adalah separuh dari agama, karena tawakal merupakan wujud nyata dari penghambaan hati kepada Allah.
Dengan bertawakal, seorang hamba menyandarkan dirinya hanya kepada Allah, sehingga imannya semakin kokoh dan ia terbebas dari ketergantungan pada makhluk.