Tentara Israel mengevakuasi prajurit yang terluka.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Israel kini semakin melebarkan permusuhannya di Timur Tengah. Yang sudah berjalan saat ini, negara zionis tersebut berhadap-hadapan dengan Palestina, Lebanon, dan Iran. Kemudian yang belum lama diserang adalah Suriah.
Pasukan IDF kini masuk ke sejumlah kawasan Suriah, seperti Golan, Qunaitra, bahkan sampai Hama dan lebih dalam lagi. Di sana IDF menembaki warga yang mereka klaim mengancam keamanan Israel.
Tak hanya itu, Israel juga menyenggol Turki. Menteri Pertahanan Israel menyatakan perlawanan Suriah disponsori oleh Turki. Pejabat Israel berani menyatakan demikian dan meminta agar negeri yang pernah berjaya dengan kesultanan Turki Usmani itu diminta jangan paksakan pengaruhnya di Suriah.
Israel mengintensifkan serangan udara terhadap Suriah semalam, menyatakan serangan itu sebagai peringatan bagi penguasa Islam baru di Damaskus. Ia juga menuduh Ankara pada hari Kamis mencoba memaksakan kendalinya atas Suriah.
Menurut Reuters, serangan itu, yang menargetkan dua pangkalan udara dan sebuah lokasi di dekat ibu kota, Damaskus, dan di barat daya negara itu, kembali memfokuskan ketakutan Israel terhadap kaum Islamis yang menggulingkan Bashar al-Assad pada bulan Desember. Pejabat Israel melihat mereka sebagai ancaman yang berkembang di perbatasan.
Israel, yang juga takut akan pengaruh Ankara atas Damaskus, telah berupaya mencapai tujuannya di Suriah sejak penggulingan Assad.
ISIS merebut wilayah di barat daya negara itu, menyatakan kesiapannya untuk melindungi minoritas Druze, menekan Washington untuk mempertahankan Suriah yang lemah, dan menghancurkan sebagian besar senjata berat dan peralatan militer Suriah pada hari-hari setelah jatuhnya Assad.
sumber : Antara