Beredar Flyer Mantan Rektor Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi, Isu Intervensi dan Bantahan UGM

7 hours ago 3

Layar menampilkan ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo saat konferensi pers tentang hasil penyelidikan pengaduan masyarakat tentang dugaan tindak pidana terkait ijazah Joko Widodo di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Kamis (22/5/2025). Bareskrim Polri memutuskan menghentikan penyelidikan laporan terkait dugaan kepemilikan ijazah palsu Joko Widodo yang dilayangkan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) karena tidak menemukan tindak pidana sekaligus memastikan bahwa ijazah SMA dan S1 milik Joko Widodo asli setelah dilakukan pemeriksaan dokumen dan saksi-saksi terkait.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beredar flyer di media sosial atas nama mantan rektor Universitas Gadjah Mada Sofian Effendi soal pencabutan pernyataan terkait ijazah Presiden ke-7 Joko Widodo.

Dalam flyer, Sofian menyebutkan bahwa pernyataan Rektor UGM Prof Dr Ova Emilia tertanggal 11 Oktober 2022 memang sesuai dengan bukti-bukti tersedia di universitas. Penjelasan itu menyangkut keabsahan status Jokowi di kampus UGM. 

"Sehubungan dengan itu, saya menarik semua pernyataan saya di dalam video tersebut dan memohon agar wawancara dalam kanal Youtube tersebut ditarik dari peredaran," ujarnya lewat keterangan yang tertulis dari Yogyakarta, tertanggal, Kamis (17/7/2025).

Ia juga meminta maaf terhadap pihak-pihak yang disebutkan. "Saya sangat berharap agar wacana tentang ijazah itu diakhiri. Terima Kasih."

Sofian Effendi membuat pernyataan kontroversial di kanal Youtube 'Langkah Update' dengan judul "mantan Rektor UGM Buka-Bukaan! Prof Sofian Effendy Rektor 2002-2007 Ijazah Jokowi & Kampus UGM!" pada tanggal 16 Juli 2025. Namun sampai Kamis (17/7/2025) pukul 20.00, video itu belum dicabut, dan sudah 460 ribu yang melihat.

Dalam video itu, Prof Sofian Effendi mengungkapkan bahwa pada tahun 1980 ada dua orang bersaudara yang masuk Fakultas Kehutanan UGM. Pertama yakni Rudi Hari Mulyono dan kedua adalah Joko Widodo. Hari Mulyono, kata Prof Sofian, dikenal sebagai seorang aktivis. Ia mendirikan Silvagama (semacam organisasi pencinta alam) dan dikenal juga secara akademis.

Namun Jokowi, klaim Effendi, hanya berjalan empat semester atau dua tahun. Selanjutnya dia tidak bisa lulus karena nilainya berada di bawah standar. "Ada 30 mata kuliah ini IPK-nya tak mencapai."

Klaim Sofian Effendi didasarkan pada keterangan sejumlah professor dan mantan dekan di Fakultas Kehutanan UGM. Hanya saja, ia tidak menunjukkan bukti untuk menguatkan klaimnya tersebut.

Bantahan UGM

Narasi yang beredar di media sosial Prof Sofian Effendi diintervensi sehingga mencabut pernyataan tersebut. UGM belum merespons soal klaim intervensi itu.

Namun yang pasti Universitas Gadjah Mada membantah keterangan, mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Sofian Effendi, yang menyangsikan status Joko Widodo sebagai lulusan UGM pada tayangan live streaming channel YouTube, Rabu (16/7).

Read Entire Article
Food |