Bulog Perkuat Hilirisasi Pangan Lewat Budi Daya di Aset Sendiri

5 hours ago 3

Seremoni panen lahan budidaya Mitra Tani Perum Bulog, di Desa Kepuh, Kecamatan Jatisari, Karawang, Selasa (4/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Perum Bulog memperkuat strategi hilirisasi pangan nasional dengan mengembangkan budi daya pertanian di atas lahan milik sendiri. Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Marga Taufiq mengatakan langkah ini menjadi bagian dari upaya memperkuat rantai pasok pangan dari sisi hulu.

Ia mencontohkan kegiatan yang dikelola oleh unit PMO Mitra Tani, yang telah menggarap lahan seluas 5,5 hektare di Desa Kepuh, Karawang, Jawa Barat. Dari hasil panen perdana, produktivitas mencapai 7,2 ton gabah kering panen (GKP) per hektare.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

“Ini adalah bagian dari transformasi bisnis Bulog. Kita ingin memperkuat hilirisasi pangan melalui penguasaan budi daya di hulu. Dengan begitu, Bulog punya kendali penuh terhadap kualitas dan kesinambungan pasokan,” ujar Marga di sela panen, Selasa (4/11/2025).

Dalam proyek budi daya Karawang, Bulog bekerja sama dengan PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) serta konsultan pertanian untuk memastikan efektivitas metode tanam dan pemupukan presisi. Marga menjelaskan, penguatan hilirisasi dilakukan melalui dua jalur utama yakni kemitraan dengan petani melalui program sinergis dan Makmur BUMN, serta pengelolaan langsung di aset perusahaan.

Total lahan yang tergabung dalam kemitraan mencapai 5.000–6.000 hektare, sementara lahan milik sendiri yang sudah siap tanam sekitar 25 hektare dari total aset 100–110 hektare yang teridentifikasi.

“Kita manfaatkan aset-aset Bulog yang sudah clean and clear agar dapat menjadi bagian dari rantai produksi pangan nasional. Prinsipnya, yang bisa memberi nilai tambah bagi petani dan masyarakat akan kita jalankan bersama,” kata Marga.

Dalam implementasinya, Bulog juga mulai menerapkan teknologi pertanian modern, seperti pemupukan menggunakan drone dengan biaya sekitar Rp300 ribu per hektare untuk setiap aplikasi. Teknologi ini dinilai mampu meningkatkan efisiensi pemupukan dan hasil panen hingga 1,5 kali lipat dibandingkan musim sebelumnya.

Sinergi dengan Pupuk Indonesia menjadi bagian dari pendekatan berbasis sains untuk memperkuat hilirisasi. Dengan memastikan kualitas tanah dan dosis pupuk yang tepat, Bulog berharap praktik budi daya ini dapat menjadi model bisnis pangan terintegrasi yang berdaya saing tinggi.

Melalui penguasaan proses dari hulu hingga hilir, Bulog menegaskan perannya sebagai motor utama ketahanan pangan nasional.

Read Entire Article
Food |