REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan kembali komitmen bangsa Indonesia untuk terus mengawal perjuangan rakyat Palestina hingga meraih kemerdekaan penuh. Melalui "Deklarasi Dukungan Bangsa Indonesia untuk Pembebasan Palestina" yang dibacakan di Jakarta, Selasa (7/10/2025), MUI menyerukan agar seluruh elemen bangsa bersatu melawan penjajahan dan genosida Israel.
Deklarasi yang digagas MUI bersama ormas Islam, lembaga filantropi, dan akademisi ini bertepatan dengan peringatan dua tahun Taufan Al-Aqsa 7 Oktober 2023, yang menjadi momentum kebangkitan perlawanan rakyat Palestina terhadap pendudukan Israel.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim menjelaskan, deklarasi ini sebagai bentuk tanggung jawab moral, keagamaan, dan kebangsaan Indonesia untuk membela kemanusiaan.
"Perjuangan rakyat Palestina adalah perjuangan kemanusiaan, keadilan, dan kedaulatan yang berakar dalam ajaran agama, serta sejalan dengan hukum internasional dan amanat konstitusi Indonesia untuk menentang segala bentuk penjajahan di atas dunia dan mendukung kemerdekaan Palestina," ujar Prof Sudarnoto.
Menurutnya, dinamika diplomasi global beberapa bulan terakhir menunjukkan momentum penting bagi perjuangan Palestina. Ia menyoroti serangkaian pertemuan internasional, termasuk Konferensi New York (28–30 Juli 2025), Sidang Majelis Umum PBB (12 September 2025), hingga pertemuan Donald Trump dengan pimpinan delapan negara Arab-Muslim (23 September 2025), yang menghasilkan berbagai proposal menuju perdamaian.
Meski demikian, MUI mengingatkan bahwa perdamaian sejati hanya dapat terwujud bila berpihak pada keadilan dan pengakuan penuh terhadap kedaulatan Palestina.
"Sejak Taufan Al-Aqsa 7 Oktober 2023, kebangkitan rakyat Palestina di bawah kepemimpinan perlawanan, termasuk Hamas dan berbagai faksi muqawamah, telah mengguncang kesadaran dunia dan masyarakat internasional untuk menolak kezaliman dan menegakkan keadilan sejati," ucapnya.
Dalam deklarasi tersebut, MUI juga mendesak Pemerintah Indonesia untuk bersikap tegas terhadap segala bentuk propaganda dan gerakan pro-Zionis di dalam negeri. Selain itu, MUI juga mengusulkan agar Indonesia membuka komunikasi langsung dengan faksi-faksi perlawanan Palestina guna memperkuat persatuan nasional Palestina dan menggagalkan agenda-agenda politik Israel.
“Mendesak kepada pemerintah Indonesia untuk membuka komunikasi secara langsung dengan faksi-faksi perlawanan Palestina untuk memperkuat persatuan nasional palestina dan menggagalkan rancangan-rancangan Israel,” kata Sudarnoto.
MUI juga mengapresiasi langkah diplomasi aktif Pemerintah RI dalam berbagai forum internasional, namun menilai bahwa perjuangan politik harus diiringi dengan solidaritas publik dan gerakan kemanusiaan yang masif.
Prof Sudarnoto menegaskan, dukungan terhadap Palestina tidak boleh berhenti pada level simbolik. MUI menyerukan seluruh umat Islam untuk memperkuat persatuan, menolak normalisasi hubungan dengan Israel, dan menjadikan pembelaan terhadap Palestina sebagai bagian dari jihad kemanusiaan.
Dalam deklarasi tersebut, MUI juga mengusulkan kepada PBB untuk mendirikan “Palestina Room” di markas besar PBB sebagai ruang koordinasi bagi persiapan kemerdekaan Palestina.
“Semoga Allah meneguhkan langkah bangsa Indonesia dalam jalan kebenaran dan keadilan. Semoga perjuangan rakyat Palestina segera berakhir dengan kemenangan dan kemerdekaan penuh. Dan semoga darah para syuhada Gaza menjadi saksi kebangkitan peradaban kemanusiaan yang adil dan beradab," jelas Sudarnoto.