Keju Bukan Asli Indonesia, Tapi Jadi Primadona Tren Kuliner Keju di Indonesia!

1 day ago 8

ringkasan

  • Konsumsi makanan olahan keju di Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan berkat inovasi yang memadukan keju dengan hidangan lokal, didorong oleh daya tarik visual dan rasa gurihnya.
  • Keju telah berevolusi dari bahan kue kering menjadi primadona tekstur lumer dan mulur yang fleksibel dipadukan dengan berbagai kuliner Nusantara, mulai dari ayam geprek hingga siomay.
  • Tren ini memberikan dampak positif bagi UMKM lokal, mendorong kreativitas dalam menciptakan menu baru, dan didukung oleh festival kuliner seperti KreaChiz Prochiz di Bandung.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, siapa sangka keju yang dulunya dianggap sebagai bahan makanan asing, kini telah menjelma menjadi primadona dalam kancah kuliner Indonesia? Konsumsi makanan olahan keju di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menandakan bahwa cita rasa gurih dan tekstur unik keju semakin digemari.

Fenomena ini tidak lepas dari inovasi kuliner yang berani memadukan keju dengan berbagai hidangan, termasuk jajanan lokal yang begitu digemari masyarakat urban. Dari ayam geprek hingga siomay, sentuhan keju mampu menciptakan sensasi rasa baru yang menggugah selera.

Lalu, bagaimana sebenarnya Tren Kuliner Keju di Indonesia ini bisa berkembang pesat dan memberikan dampak positif bagi industri kuliner lokal? Mari kita telusuri lebih jauh evolusi dan fleksibilitas keju dalam cita rasa Nusantara yang kaya.

Evolusi Keju dalam Kuliner Nusantara yang Menggoda

Sejak dahulu, keju memang sudah disukai di Indonesia, meskipun bukan merupakan makanan asli dari negeri kita. Dahulu, jenis keju seperti cheddar dan Edam yang diimpor dari Belanda populer digunakan untuk membuat kue kering klasik seperti kaastengel.

Namun, seiring berjalannya waktu, preferensi masyarakat mulai bergeser. Kini, banyak yang lebih mencari keju bertekstur lumer dan mulur seperti mozzarella dan raclette. Jenis keju ini tidak hanya menawarkan kenikmatan rasa yang berbeda, tetapi juga dianggap lebih sensasional dan cocok untuk konten media sosial, terutama di kalangan milenial yang mencari kuliner dengan tampilan menarik dan "instagrammable".

Perkembangan ini menunjukkan bahwa keju telah beradaptasi dengan sangat pesat dalam kuliner Indonesia. Rasanya yang gurih lezat mendorong banyak orang untuk berkreasi mengolah makanan dengan paduan keju, tidak hanya pada makanan Asia dan Barat, tetapi juga kuliner khas Indonesia yang kini tak ketinggalan dilumuri keju.

Contohnya, kita bisa dengan mudah menemukan ayam geprek keju, siomay keju, bakso isi keju, hingga sate taichan yang diguyur keju leleh. Ini membuktikan bahwa keju memiliki daya tarik universal yang mampu menyatu dengan berbagai cita rasa lokal.

Fleksibilitas Keju dalam Cita Rasa Nusantara

Meskipun keju bukan berasal dari Indonesia, beberapa jenis keju sangat cocok dipadukan dengan makanan selera Indonesia karena cita rasanya yang gurih. Aplikasi keju dalam kuliner Nusantara sangat fleksibel dan bisa disesuaikan dengan berbagai kebutuhan.

Keju dapat dijadikan topping untuk menambah kelezatan, isian yang memberikan kejutan rasa, dilelehkan untuk sensasi mulur yang menggoda, atau bahkan dicampurkan langsung ke dalam masakan atau adonan. Fleksibilitas ini berlaku untuk berbagai jenis hidangan, mulai dari hidangan utama, kudapan, kue, hingga minuman.

Chef Degan juga menyarankan untuk memilih keju yang memiliki rasa otentik agar perpaduan rasa keju dan bumbu rempah masakan khas Nusantara dapat berbaur sempurna tanpa mengubah rasa aslinya. Ia memberikan tips untuk menghindari memadukan keju dengan bahan makanan bercita rasa pahit seperti pare, dan lebih memilih sayuran netral seperti brokoli atau kentang.

Menariknya, keju bahkan bisa dipadukan dengan hidangan bercita rasa kuat seperti rendang. Cukup dengan menaburkan keju parut di atas potongan rendang, Anda akan mendapatkan pengalaman rasa yang unik dan tak terduga, membuktikan betapa luasnya potensi eksplorasi Tren Kuliner Keju di Indonesia.

Daya Tarik Keju yang Menggugah Selera

Mengapa kreasi kuliner Indonesia dengan keju selalu menggugah selera dan terus diminati? Ada beberapa faktor utama yang menjadi daya tarik keju:

  • Rasa Gurih yang Khas: Keju memiliki rasa gurih unik yang mampu memperkaya cita rasa pada berbagai jenis makanan, menjadikannya lebih istimewa dan disukai banyak orang.
  • Fleksibilitas Penggunaan: Keju sangat serbaguna dan dapat dikombinasikan dengan beragam jenis masakan, baik yang manis maupun asin, serta digunakan sebagai bahan dasar atau topping.
  • Daya Tarik Visual: Sensasi keju leleh, terutama mozzarella, menawarkan tampilan yang sangat menarik saat ditarik atau dibelah.  Menjadikannya populer di media sosial.
  • Nilai Gizi: Selain lezat, keju juga dikenal sebagai sumber protein dan kalsium yang baik, menarik bagi konsumen yang peduli terhadap aspek kesehatan dalam makanan mereka.

Sebuah survei menunjukkan bahwa dari 1.238 responden di seluruh Indonesia, mayoritas (67%) menyukai produk makanan berbahan dasar keju karena rasanya yang enak, dan 58% menganggap keju sebagai elemen penting untuk memperkaya cita rasa kuliner.

Dampak Positif bagi UMKM Lokal dan Festival Inovasi

Tren Kuliner Keju di Indonesia telah memberikan dorongan signifikan bagi bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di berbagai daerah. Peningkatan konsumsi keju ini mendorong kreativitas pelaku F&B dan UMKM untuk terus menciptakan inovasi menu baru yang menarik.

Fleksibilitas keju dalam pengolahan memungkinkan UMKM untuk memadukannya dengan makanan lokal ikonik seperti nasi goreng, mi instan, hingga seblak. Hasilnya adalah kreasi menu yang relevan dengan selera lokal namun memiliki daya tarik global, menjangkau pasar yang lebih luas.

Peningkatan ini terlihat dari banyaknya UMKM berbasis franchise yang menambahkan keju dalam produk mereka, mulai dari ayam crispy, corndog, hingga makaroni. Festival kuliner juga berperan penting dalam mendukung UMKM ini untuk memperkenalkan inovasi mereka kepada khalayak ramai.

Sebagai bentuk dukungan terhadap tren ini dan UMKM lokal, PT Mulia Boga Raya Tbk (MBR) melalui merek Prochiz, menggelar Festival Kuliner Spesial Prochiz (KreaChiz) di Bandung. Festival yang berlangsung pada 28–30 November 2025 di Cihampelas Walk Bandung ini mengusung tema "All You Can Chiz".

Acara ini menghadirkan ratusan menu olahan keju dari 23 tenant kuliner lokal, mulai dari pelaku usaha mikro hingga menengah. Keunikan Festival KreaChiz terletak pada inovasi menu yang menggabungkan keju Prochiz dengan jajanan Indonesia. Pengunjung dapat menemukan beragam hidangan seperti cilok keju lumer, baso aci keju, cimol keju crispy, hingga kue tradisional dan pastry yang diberi sentuhan keju.

Dede Patmawidjaja, Direktur Utama PT Mulia Boga Raya Tbk, menyampaikan harapannya agar festival ini dapat memperluas edukasi tentang penggunaan keju dalam industri kuliner dan membuka peluang bagi pelaku usaha agar produk dan usahanya semakin dikenal luas. Dengan pertumbuhan industri keju di Indonesia yang diproyeksikan mencapai 4,41% per tahun (CAGR 2022-2027) dan peningkatan penjualan lebih dari 150% dari 2018-2022, Tren Kuliner Keju di Indonesia menunjukkan potensi besar untuk terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Vinsensia Dianawanti

    Author

    Vinsensia Dianawanti
Read Entire Article
Food |