REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti dinukil dari kitab Shahih Bukhari, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Hurairah, menuturkan sebuah kisah. Suatu ketika, sosok yang bernama asli Abdurrahman itu dilanda rasa lapar yang hebat.
Ia pun merasa lemas sekali. Sayangnya, Abu Hurairah saat itu tak memiliki makanan apa pun, apatah lagi uang untuk membeli sesuatu.
“Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang benar kecuali Dia. Aku pernah tengkurap bersandar pada sisi badanku karena kelaparan. Segenggam batu sudah kusumpal pada perutku untuk menahan lapar,” ujarnya, seperti dinukil dari hadis riwayat Imam al-Bukhari nomor 6.087.
Ia lantas beranjak dari Masjid Nabawi dan duduk di pinggir jalan menunggu sahabat-sahabat Rasulullah SAW lewat.
Abu Bakar mendekatinya. Abu Hurairah kemudian bertanya kepadanya tentang tafsir suatu ayat dari Alquran. Tentunya, ada maksud di balik pertanyaan tersebut.
“Maksudku bertanya demikian tidak lain agar ia (Abu Bakar) mengajakku makan. Ternyata ia berlalu, tanpa melakukan apa yang kuharapkan,” ucapnya.
Tak lama setelah Abu Bakar pergi, datanglah Umar bin Khattab. Abu Hurairah melakukan hal yang sama sebelumnya. Umar menjawab pertanyaannya apa adanya, untuk kemudian beranjak pulang. Ya, al-Faruq pun tidak sampai mengajaknya ke rumah, untuk sekadar menjamu ahl ash-shuffah ini.
Ya, Abu Hurairah termasuk golongan penghuni pelataran Masjid Nabawi alias ahl ash-shuffah. Itulah tempat bagi orang-orang Mukmin pada zaman Nabi SAW yang tak punya rumah dan tak pula berharta.
Selang beberapa lama usai Umar pergi, Nabi SAW pun datang. Beliau tersenyum ketika melihat Abu Hurairah berdiri lemah di pinggir jalan. Rasulullah SAW memahami kondisi yang sedang dialami sahabatnya itu.
“Wahai Abu Hurairah,” panggil Nabi SAW.
“Siap, ya Rasulullah,” jawabnya.
Nabi SAW memberikan isyarat agar Abu Hurairah berjalan mengikutinya. Ternyata, Rasulullah SAW kembali ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, Nabi SAW mendapati sebuah wadah berisi susu di atas meja. Beliau pun bertanya kepada istrinya, “Dari mana susu ini?”
“Itu hadiah untuk engkau dari seorang tamu perempuan,” jawab sang istri.
Rasulullah SAW tidak meminumnya. Beliau juga tidak langsung memberikan susu itu kepada Abu Hurairah yang lemas kelaparan.
“Abu Hurairah!” panggil Nabi.
“Ya Rasulullah,” jawabnya.
“Panggil ke mari para ahl ash-shuffah semuanya. Aku mengundang mereka untuk meminum susu ini,” kata beliau.