KKP Salurkan Alat Pembersih Air untuk Korban Bencana di Sumatera

2 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi korban banjir bandang dan tanah longsor di Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Bantuan tersebut antara lain berupa portable water purifier atau alat pemurni air.

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan A Koswara mengatakan peralatan ini memiliki peran penting dalam kondisi darurat karena mampu mengolah air dari berbagai sumber yang tercemar, seperti air sungai, air hujan, maupun genangan pascabanjir, menjadi air yang lebih aman dan layak digunakan.

“Bantuan dikirimkan melalui Kapal Pengawas Perikanan Orca 05 dan Orca 06. Total bantuan yang diangkut menggunakan Kapal Orca 05 dan Orca 06 diperkirakan mencapai 25 ton,” ujar Koswara dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (20/12/2025).

Koswara menyampaikan bantuan tersebut terdiri atas bahan kebutuhan pokok, perlengkapan rumah tangga, pakaian, serta alat pemurni air portabel (portable water purifier) guna mendukung pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana di Pulau Sumatera.

Koswara menjelaskan portable water purifier bekerja melalui beberapa tahapan penyaringan, mulai dari filtrasi lumpur dan sedimen, pengurangan kontaminan biologis seperti bakteri dan mikroorganisme, hingga peningkatan kualitas fisik air.

“Dengan teknologi tersebut, alat ini sangat membantu masyarakat terdampak yang mengalami hambatan jaringan air bersih dan sanitasi akibat banjir bandang,” ucap Koswara.

Koswara berharap bantuan ini dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama kelompok rentan, untuk memenuhi kebutuhan dasar air bersih dan logistik. Alat ini bersifat mobile dan mudah dioperasikan sehingga efektif digunakan di lokasi pengungsian.

“Kami berharap distribusi bantuan ini dapat mempercepat pemulihan kondisi kesehatan dan sanitasi masyarakat terdampak,” lanjut Koswara.

Koswara berharap pemanfaatan portable water purifier di lokasi bencana dapat menekan risiko penyakit berbasis air, seperti diare, infeksi saluran pencernaan, dan penyakit kulit yang kerap meningkat pada fase tanggap darurat. Selain untuk konsumsi, air hasil pemurnian juga dapat digunakan untuk kebutuhan kebersihan dasar, seperti memasak, mencuci peralatan makan, dan mendukung sanitasi di posko pengungsian.

Setelah proses penurunan bantuan di Dermaga PPS Bungus pada 18 Desember 2025, bantuan selanjutnya disalurkan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi Sumatera Barat. Dia menyebut sebagian bantuan juga dialokasikan ke Posko Bencana Alam KKP Sumatera Barat yang berada di Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang.

“Bantuan ini diprioritaskan bagi kelompok masyarakat rentan di empat daerah terdampak banjir bandang di Sumatera Barat, yakni Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang, dan Kabupaten Padang Pariaman,” ungkap dia.

Setelah proses bongkar muat dan distribusi selesai, Kapal Pengawas Perikanan Orca 05 dan Orca 06 melanjutkan pelayaran menuju Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh untuk mendukung tugas dan misi kemanusiaan selanjutnya.

Koswara menyampaikan penyaluran bantuan ini merupakan wujud kepedulian KKP sesuai instruksi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang dilaksanakan melalui unit pelaksana teknis (UPT) KKP di daerah.

“KKP berharap dapat meringankan beban masyarakat terdampak sekaligus mendukung percepatan pemulihan kondisi kesehatan, sanitasi, dan lingkungan pascabencana banjir bandang dan longsor di Sumatera,” katanya.

Read Entire Article
Food |