Misi Menembus Blokade tak Berhenti, Sembilan Armada Kemanusian dari 30 Negara Dekati Pantai Gaza

2 hours ago 1

Bendera Palestina dipasang di tiang kapal saat akan melakukan pelayaran bersama Global Sumud Flotilla menuju Gaza di Pelabuhan Sidi Bou Said di Tunisia, Selasa (16/9/2025). Sebanyak 13 kapal GSF telah berlayar meninggalkan pelabuhan di Tunisia menuju perairan laut internasional Mediterania untuk menembus blokade Gaza. Wanda Hamidah menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) untuk mengikuti pelayaran akbar membuka koridor kemanusiaan ke Gaza bersama ratusan aktivis dan relawan dari puluhan negara. Wanda Hamidah menaiki kapal Keiser bersama 11 relawan dan aktivis dari Turki dan Tunisia dan beberapa negara lainnya. Kapal Keiser menjadi kapal terakhir yang berlayar dari Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia pada Selasa (16/9). Diperkirakan pelayaran mengarungi Laut Mediterania itu memasuki perairan Gaza selama 10 sampai 12 hari.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Pelayaran kemanusian untuk menembus blokade Gaza tak berhenti. Usai misi 44 armada Global Sumud Flotilla yang membawa 512 relawan dan aktivis dari 47 negara dibajak Israel, sembilan kapal kemanusian yang tergabung dalam Freedom Flotilla Coalition dan Thousand Madleens sudah berada di perairan internasional Laut Mediterania di sekitar 140 mil dari bibir pantai Gaza pada Rabu (8/10/2025).

Armada Freedom Flotilla dan Thousand Madleens angkat jangkar serempak dari Pelabuhan Porto Otranto di Italia, sejak Rabu (1/10/2025) lalu. Sembilan armada tersebut, di antaranya Kapal Abd Elkarim Eid (Thai), Kapal Alaa Al-Najjar (King Julian), Kapal Anas Al-Sharif (Fouka) dan Kapal Conscience yang paling besar. Lainnya adalah Kapal Gaza Sunbird (Neruda), Kapal Leila Khaled (Tedzio), Kapal Milad (Algol), Kapal Soul of My Soul, dan Kapal Umm Saad (Maiden). Mereka membawa sekitar 150 relawan dan aktivis dari 30 negara.

Kebanyakan para relawan dan aktivis tersebut, adalah dokter dan tim medis, serta wartawan. “Kami tidak akan pernah berhenti. Sembilan kapal kami tetap melanjutkan misi ini,” begitu dalam siaran pers resmi Global Sumud Flotilla yang diterima wartawan di Jakarta, Rabu (8/10/2025). Misi pelayaran kemanusian Freedom Flotilla Coalition dan Thousand Madleens tetap sama. Yaitu untuk ‘menghancurkan’ blokade penjajahan Zionis Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Kapal-kapal tersebut juga membawa bekal bantuan yang sama untuk rakyat Palestina di Gaza yang bertahun-tahun hidup dalam pengepungan dan genosida Zionis Israel. Bantuan kemanusian tersebut seperti makanan, dan air bersih, obat-obatan, serta susu bayi, juga termasuk kebutuhan khusus untuk para perempuan di Gaza. “Armada-armada kami yang baru ini tetap tangguh. Dunia akan menjadi saksi bagi mereka dalam misi untuk menghentikan genosida,” begitu tulis Global Sumud Flotilla.

Dari pemantauan pelayaran Global Sumud Flotilla, sembilan armada Freedom Flotilla Coalition dan Thousand Madleens, pada Rabu (8/10/2025) WIB sudah berada di sekitar 140 mil atau sekitar 225,3 Km dari bibir pantai Gaza. Jarak dari Gaza tersebut merupakan titik zona risiko tinggi yang menjadi kawasan terjadinya penyerangan, dan pembajakan dua armada Global Sumud Flotilla, Kapal Alma dan Kapal Ohwayla oleh tentara laut Zionis Israel pada Rabu (1/10/2025) lalu.

Read Entire Article
Food |