REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan panik atau panic attack dapat menyerang secara tiba-tiba, bahkan saat seseorang sedang beristirahat atau baru bangun tidur. Kondisi ini ditandai dengan gelombang ketakutan intens yang muncul tanpa peringatan, dan dapat menimbulkan gejala fisik maupun psikologis yang menakutkan.
Psikiater sekaligus dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr Riati Sri Hartini, mengatakan panic attack memang terasa menakutkan, namun sifatnya sementara dan bisa dikendalikan dengan penanganan yang tepat. "Panic attack itu memang menakutkan, tetapi hanya terjadi sementara waktu dan bisa diatasi dengan penanganan yang tepat," kata dr Riati dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (16/9/2025).
Beberapa gejala yang umum dialami penderita antara lain jantung berdebar kencang (palpitasi), nyeri dada, napas terengah-engah, sensasi tercekik, gemetar, hingga pikiran irasional seperti takut mati atau kehilangan kendali. "Ketakutan-ketakutan yang tidak realistis itu muncul bersamaan dalam kondisi yang tiba-tiba," kata dia.
Menurut dr Riati, penyebab pasti serangan panik belum sepenuhnya diketahui. Namun, ada sejumlah faktor yang diyakini dapat memicu atau memperburuk kondisi tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi aspek genetik, biologis seperti ketidakseimbangan zat kimia di otak, serta faktor lingkungan dan psikologis seperti stres, trauma, atau penggunaan zat adiktif.
Untuk mengatasi serangan panik, dr Riati menyarankan penerapan beberapa teknik sederhana namun efektif, seperti latihan relaksasi, meditasi, yoga, debriefing, serta afirmasi positif. "Kuncinya adalah dilakukan rutin dan berkesinambungan, agar tubuh tidak menumpuk stres yang akhirnya memicu panic attack," kata dr Riati.
Namun demikian, bila serangan panik terjadi berulang misalnya dua hingga tiga kali dalam sepekam dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, dr Riati menyarankan agar penderita segera mencari bantuan profesional. "Kita perlu menemui profesional untuk memvalidasi kondisi ini, apakah benar panic attack atau ada masalah medis lain. Jika memang panic attack, akan diberikan terapi yang tepat agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari," kata dia.
Dengan mengenali gejala dan memahami pemicu, individu dapat mengembangkan strategi pengelolaan kecemasan yang lebih baik. "Kuncinya mengingat bahwa panic attack adalah reaksi sementara, dan kita punya kendali atas tubuh kita," kata dr Riati.