Puluhan Ribu Tentara Alami PTSD, Israel Hadapi Krisis Kesehatan Mental dan Ekonomi

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Dua tahun setelah peristiwa 7 Oktober, Israel mengalami pukulan besar yang berdampak pada ekonomi. Data baru dari Kementerian Pertahanan Israel mengungkapkan angka yang mengejutkan sejak perang dimulai, sekitar 20.000 tentara telah diakui mengalami luka-luka, dengan mayoritas menderita cedera psikologis.

CEO Asosiasi IMPA, yang menggunakan metode InHeal untuk mengobati pascatrauma, Shauli Hertzik Paz dalam sebuah artikel di laman Ynetnews mengatakan sebanyak 56 persen pasien di departemen rehabilitasi Kementerian Pertahanan menangani kondisi kesehatan mental akut, dengan perkiraan puluhan ribu kasus baru akan muncul pada tahun 2028.

"Ini bukan kejutan sesaat, melainkan krisis yang terus bergulir dan berpotensi melumpuhkan masyarakat serta perekonomian Israel," ujar Shauli.

Ia mengatakan trauma ini meresap ke dalam setiap rumah. “Keluarga retak, pasangan berpisah, dan anak-anak berjuang melawan kecemasan. Para veteran kesulitan untuk kembali berintegrasi ke dunia kerja,” ujarnya.

Sebuah studi di The Lancet mengungkapkan tingkat Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), depresi, dan kecemasan hampir berlipat ganda di seluruh populasi Israel. Saat ini diperkirakan 5,3 persen dari seluruh warga Israel akan mengalami PTSD.

Krisis ini, kata Shauli, membawa dampak yang berat dan berlapis-lapis. Para veteran yang berjuang dengan tekanan mental menghadapi ledakan amarah, keterasingan emosional, dan gangguan tidur, yang menyebabkan hubungan yang rusak dan ketidakstabilan keluarga.

Di tempat kerja, mereka mengalami tingkat ketidakhadiran yang lebih tinggi dan kesulitan berkonsentrasi serta mempertahankan pekerjaan jangka panjang. Hasilnya adalah hilangnya produktivitas secara besar-besaran di seluruh perekonomian.

Pada saat yang sama, sistem perawatan kesehatan Israel terpuruk. Trauma yang tidak ditangani bermanifestasi secara fisik sebagai hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan gangguan autoimun. Hal ini bahkan menurut Shauli, juga berujung pada bunuh diri. Lebih dari 40 tentara telah bunuh diri sejak perang dimulai, 16 di antaranya hanya dalam setahun terakhir.

"Ini hanyalah puncak gunung es. Ribuan lainnya memburuk dalam diam, kehilangan pekerjaan tetapi perlahan-lahan menjauh dari keluarga mereka dan menjalani kehidupan yang disfungsional," katanya.

sumber : Antara

Read Entire Article
Food |