Setelah Kiamat ke mana Perginya Amal Kita?

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam karyanya yang berjudul "Iman Kunci Kesempurnaan", Badiuzzaman Said Nursi menegaskan keyakinan mendalam bahwa setiap amal baik manusia tidak akan pernah sia-sia. Lantas, ke mana perginya amal perbuatan kita setelah dunia ini berakhir?

Dalam Frasa Kesembilan/) yang mengulas potongan ayat (بِيَدِهِ الْخَيْرُ) “Di tangan-Nya segala kebaikan”, Nursi menghadirkan pesan harapan yang lembut sekaligus menggugah, yakni seluruh kebaikan dan amal shaleh manusia tersimpan rapi di sisi Allah, Tuhan yang menggenggam seluruh kebajikan.

Bagi Nursi, frasa ini bukan sekadar pernyataan teologis, melainkan kabar gembira bagi manusia yang sering diliputi rasa takut dan penyesalan akan kefanaan dunia. 

Ia menulis, ketika manusia berpindah dari dunia menuju kubur, janganlah berkata penuh duka, “Amal kami hilang percuma, harta kami lenyap begitu saja.” Sebab, tegasnya, tidak ada satu pun amal yang lenyap. Semua kebaikan yang dikerjakan, sekecil apa pun, telah dicatat dan dijaga oleh Allah.

"Jangan kalian meratap putus asa. Pasalnya, semua milik kalian terpelihara di sisi-Nya. Semua amal yang kalian kerjakan telah dicatat pada-Nya," tulis Nursi dama "Iman Kunci Kesempurnaan" halaman 62 terbitan Risalah Nur Press. 

Kalimat ini menjadi pelipur lara bagi setiap insan beriman. Dunia yang sempit dan penuh perjuangan hanyalah tempat tugas sementara. Setelah itu, manusia akan “berjalan untuk mendapatkan upah dan menerima keuntungan.”

Nursi menggambarkan hubungan yang indah antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Ia mengibaratkan amal manusia sebagai benih yang ditanam di musim semi kehidupan. 

Benih itu mungkin tersembunyi di tanah, namun Tuhan Yang Mahakuasa akan menumbuhkannya kembali dalam bentuk yang jauh lebih indah, berkilau, dan penuh berkah. 

Seperti halnya musim semi yang selalu datang setelah musim dingin, demikian pula kebangkitan dan balasan bagi amal manusia akan datang setelah kematian.

Dengan gaya bahasanya yang penuh perenungan dan kedalaman makna, Said Nursi mengajak manusia untuk tidak putus asa menghadapi kefanaan. Dunia bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan menuju pertemuan dengan Sang Pemilik Segala Kebaikan.

Pesan Nursi dalam frasa ini menggugah kesadaran bahwa hidup yang beriman adalah hidup yang produktif, penuh amal salih, dan optimistis. Sebab, sebagaimana ia tegaskan, “Tuhan Yang Mahakuasa dan Mahaindah pasti menjaga hasil kehidupan dan amal kalian, lalu memberikan balasan dalam bentuk terbaik dan berlimpah.”

Read Entire Article
Food |