Home > Logistik Wednesday, 02 Jul 2025, 13:30 WIB
Krisis laut merah jadi pemicu utamanya.

ShippingCargo.co.id, Jakarta —World Shipping Council (WSC) melaporkan 576 kontainer hilang di laut selama 2024—naik dibanding tahun sebelumnya, namun masih jauh di bawah rata-rata 10 tahunan. Pergeseran rute akibat krisis Laut Merah menjadi penyebab utama lonjakan ini.
Dalam Containers Lost at Sea Report 2025 yang dirilis WSC, tercatat 576 kontainer hilang overboard selama 2024, meningkat dari rekor terendah 221 pada 2023. Meski demikian, angka ini masih jauh lebih rendah dibanding rata-rata 10 tahun terakhir yaitu 1.274 kontainer per tahun.
Beruntung, angka kehilangan kontainer ini masih minim. Pasalnya, dari lebih dari 250 juta kontainer yang dikirimkan secara global sepanjang tahun, proporsi kontainer hilang hanya 0,0002%, sebuah kondisi yang menggambarkan bahwa mayoritas pengangkutan laut tetap aman.
Namun, ketegangan di wilayah Laut Merah memaksa operator menghindari Terusan Suez dan mengalihkan rute ke Tanjung Harapan, Afrika Selatan. Akibatnya, terjadi lonjakan 191% pelayaran di kawasan tersebut, yang dikenal dengan kondisi laut ekstrem. Sekitar 200 kontainer hilang di wilayah itu saja—setara dengan 35% dari total global.
“Meski sebagian besar kontainer tiba dengan selamat, satu kontainer hilang tetap terlalu banyak,” ujar Joe Kramek, Presiden WSC, seperti dilansir oleh Marine Insight. WSC sendiri telah menegaskan komitmennya untuk terus mendorong transparansi dan peningkatan keselamatan pelayaran global melalui laporan tahunan ini.
Laporan ini juga menggarisbawahi upaya peningkatan keselamatan industri, termasuk pelaporan wajib ke IMO mulai 2026, program pemindaian AI untuk muatan berbahaya, serta partisipasi dalam proyek TopTier yang meneliti akar penyebab insiden kehilangan kontainer.