Aplikasi Ungguli Fesyen dalam Investasi Ekonomi Kreatif 2025

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG, – Sektor aplikasi kini menjadi subsektor teratas dalam investasi ekonomi kreatif Indonesia pada semester pertama 2025, menurut Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya. Pergeseran tren ini berhasil mengungguli subsektor fesyen dan kuliner.

"Investasi dari sektor ekonomi kreatif di semester pertama mencapai 66 persen dari target, dengan sektor aplikasi berada di posisi tertinggi, diikuti oleh fesyen, kuliner, dan kriya," ungkap Teuku Riefky dalam acara Badan Ekraf Developer Day (BDD) 2025 di Bandung, Sabtu.

Target realisasi investasi sektor ekonomi kreatif tahun 2025 mencapai Rp136 triliun atau sembilan persen dari total investasi nasional, dengan ekspor ekonomi kreatif ditargetkan mencapai Rp26,4 miliar dolar AS atau 9,5 persen dari total ekspor nasional. Hingga semester pertama, target ini telah tercapai 50 persen.

Menanggapi tingginya minat pada sektor berbasis kekayaan intelektual (KI), Teuku Riefky menyatakan pemerintah telah menyiapkan skema pembiayaan khusus melalui plafon kredit usaha rakyat (KUR) hingga Rp10 triliun untuk industri kreatif berbasis KI.

"Skema ini dirancang untuk memfasilitasi pengembang aplikasi dan gim lokal yang sering mengalami kesulitan mendapatkan permodalan konvensional karena ketiadaan aset fisik," tambahnya. Nilai pinjaman dapat mencapai Rp500 juta per debitur, menawarkan solusi konkret di luar pelatihan teknis.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tenaga kerja ekonomi kreatif saat ini mencapai 27,4 juta orang, meningkat sekitar satu juta pekerja dibanding tahun sebelumnya. Sektor ini menyerap lebih dari 50 persen tenaga kerja berusia di bawah 40 tahun.

"Kontribusi sektor ini terhadap PDB nasional mencapai tujuh persen, melampaui target hingga 104 persen," ujar Teuku Riefky, menambahkan bahwa pertumbuhan pesat ini didorong oleh digitalisasi yang memungkinkan individu memperoleh penghasilan sesuai passion dan hobi mereka.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara