REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Dua desa di wilayah timur Kabupaten Cirebon dikepung banjir sejak Rabu (19/11/2025) malam sampai Kamis (20/11/2025). Ribuan rumah warga terendam dengan ketinggian hingga 1,2 meter.
Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Cirebon, banjir itu terjadi di Desa Gunungsari dan Mekarsari, Kecamatan Waled. Total ada 1.164 rumah warga, sembilan tempat ibadah dan empat sekolah di dua tersebut yang terendam dengan ketinggian 20-120 centimeter.
Di Desa Gunungsari, tercatat ada 510 rumah warga yang terendam dan tersebar di lima dusun. Selain itu, banjir juga melanda tiga tempat ibadah dan tiga sekolah.
Sedangkan di Desa Mekarsari, banjir menggenangi 654 rumah yang tersebar di Dusun Kliwon, Dusun Manis, Dusun Pahing, Dusun Pon dan Dusun Wage. Banjir juga merendam enam tempat ibadah, satu sekolah dan 100 hektare sawah.
“Penyebab banjir dipicu hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama, baik di wilayah Cirebon maupun wilayah hulu di Kabupaten Kuningan,” ujar Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Cirebon, Ikin Asikin, Kamis (20/11/2025).
Kondisi itu akhirnya membuat sungai Ciberes meluap dan membanjiri Desa Gunungsari dan Desa Mekarsari. Kondisi sungai itu mengalami sedimentasi dan penyempitan di anak sungainya sehingga tidak bisa menampung air dengan debit yang tinggi.
Ia menjelaskan, tercatat ada 1.490 kepala keluarga yang terdiri dari 3.724 warga, yang terdampak banjir tersebut. Dari jumlah itu, ada 29 warga yang mengungsi, termasuk anak-anak dan lansia.
BPBD telah berkoordinasi dengan perangkat desa beserta instansi terkait untuk melakukan asessment dan melakukan penyisiran lokasi terdampak guna penanganan kedaruratan. Bantuan logistik kepada warga juga diberikan.
Salah seorang warga Blok Dusun 3 Desa Gunungsari, Said (40), mengungkapkan, air banjir mulai masuk ke permukiman di dusunnya sekitar pukul 21.00 WIB. Ia menyebutkan, air naik dengan cepat sehingga membuat warga menjadi panik. “Kalau tadi malam mah banjir sepundak orang dewasa,” katanya.
Said mengungkapkan, banjir sudah menjadi langganan di desanya, terutama ketika curah hujan tinggi. Menurutnya, air datang dari arah Kuningan dan meluap melalui Bendungan Ambit atau Sungai Ciberes. “Sungai harusnya dikeruk supaya jangan banjir lagi. Warga sudah capek,” katanya.

6 hours ago
3
























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344879/original/037827700_1757495713-Kota_Semarang.jpg)








