REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Kamran Dikarma
Memandangi hamparan sampah yang mengambang di permukaan kolam bekas tambak telah menjadi keseharian warga Kawasan Tambaklorok, Kampung Tambakrejo, RT 06/13 Kelurahan Tanjung Emas, Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Karena kolam terletak di tengah area permukiman, ketika hujan lebat atau rob, air yang sudah terkontaminasi beragam sampah rumah tangga tersebut akan meluap ke rumah-rumah warga.
Ketua RW 13, Edi Suwarno, mengungkapkan, hamparan sampah di kolam bekas tambak di lingkungannya telah berlangsung lebih dari tujuh tahun. "Ini tebalnya sampah hampir 75 sentimeter. Dalamnya tambak kurang lebih dua meter," ujarnya ketika ditemui Republika, Selasa (1/7/2025).
Hamparan sampah sebagian besar terpusat di sisi utara kolam. Kolam bekas tambak itu memiliki lebar sekitar 70 meter di sisi utara dan sekitar 50 meter di sisi selatan. Sementara panjang kolam sekitar 126 meter. Luas kolam secara keseluruhan kurang lebih 377 meter persegi.
Di permukaan kolam tersebut, mengambang beragam jenis sampah rumah tangga. Sebagian besar adalah sampah jenis plastik. Air kolam pun tampak keruh dan menguarkan bau tak sedap.
Edi Suwarno mengakui, hamparan sampah yang mengapung di permukaan kolam bekas tambak adalah sampah warga sekitar. "Sampah ini dari berbagai penjuru permukiman, RW 12, 13, dan 16," ucapnya.
Menurut Edi, kebiasaan warga membuang sampah ke kolam bekas tambak dikarenakan ketiadaan tempat pembuangan sampah sementara. Sedangkan untuk iuran bulanan jasa pengangkutan sampah, warga merasa keberatan. Edi mengungkapkan, iuran pengangkutan sampah rumah tangga bisa dipatok sekitar Rp20 ribu per KK.
"Jadi saya dan warga mohon bantuan pemerintah untuk menyediakan lahan untuk TPS atau tempat sampah," kata Edi.
Edi mengungkapkan, dua tahun lalu, hamparan sampah di kolam bekas tambak di lingkungannya sudah diangkut dengan mengerahkan dua truk. Pengangkutan sampah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang.
Setelah itu, Edi mengaku telah mengimbau warga agar tak kembali membuang sampah di kolam tersebut. "Tapi karena di sini TPS jauh, warga kembali membuang sampah di kolam tambak," ujarnya.
Edi berharap, kolam bekas tambak tersebut bisa dialihfungsikan. Misalnya menjadi bangunan sekolah. Menurut Mudofar, pekan ini Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang sudah mengagendakan melakukan pengangkutan sampah. "Perkiraan saya ini akan empat dump truk lebih," kata Edi.