Dari Zaman Sahabat Sampai Detik ini, 'Kode Rahasia' dalam Alquran Belum Terpecahkan

4 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada rahasia yang mengundang rasa penasaran banyak orang. Contohnya yang terukir, bukan di atas kertas atau prasasti yang usang, melainkan pada sebuah patung perunggu di markas besar CIA yang menantang para ahli kriptografi dunia, atau dalam sebuah naskah kuno dari abad ke-15 yang memuat ilustrasi aneh dan tulisan tak terbaca.

Kode rahasia terdiri dari huruf-huruf tak terbaca dan tak bermakna, sering disebut sebagai teks bersandi yang tidak terpecahkan atau "cryptogram" yang belum terurai. Kode-kode ini, dari Beale Ciphers, serangkaian tiga teks sandi, yang menjanjikan harta karun terpendam hingga pesan terakhir dari pembunuh berantai Zodiac yang penuh teka-teki.

Ada juga Manuskrip Voynich, naskah kuno yang misterius, diperkirakan berasal dari awal abad ke-15. Lembaran-lembaran itu ditulis tangan dalam sebuah aksara dan bahasa yang tidak dikenal sama sekali. Terdiri dari sekitar 240 halaman vellum (kulit anak sapi), naskah kuno itu dipenuhi ilustrasi aneh, mulai dari tanaman-tanaman yang tidak ada di dunia nyata, diagram astrologi, hingga gambar-gambar perempuan yang sedang mandi dalam bejana-bejana aneh.

Meskipun telah dipelajari oleh banyak kriptografer dan ahli bahasa selama lebih dari satu abad, tidak ada yang berhasil memecahkan kode di dalamnya, sehingga tujuan, penulis, dan arti dari naskah ini masih menjadi perdebatan.

Khazanah Islam juga memiliki kode rahasia pengundang rasa superpenasaran. Ini misteri abadi, terukir di awal beberapa surah dalam Alquran, yang telah memukau dan membingungkan para ulama selama berabad-abad: ahruf muqatha'ah atau huruf-huruf terputus.

Deretan kode seperti Alif, Lam, Mim atau Ha, Mim, yang tidak membentuk kata bermakna, seolah menjadi teka-teki yang sengaja ditaruh oleh Sang Pencipta. Berbagai penafsiran telah muncul, namun salah satu pandangan yang paling memikat adalah bahwa huruf-huruf ini merupakan kode rahasia yang hanya diketahui oleh Allah Swt., menyimpan kebijaksanaan dan keajaiban yang melampaui akal manusia.

Kisah penafsiran ahruf muqatha'ah ini berawal dari perdebatan di kalangan para ulama salaf. Sebagian ulama, termasuk Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Ali bin Abi Thalib, memilih untuk tidak menafsirkannya. Dalam pandangan mereka, huruf-huruf ini termasuk dalam kategori ayat mutasyabihat (samar maknanya), yang hanya Allah saja yang mengetahui hakikatnya. Sikap ini menunjukkan kerendahan hati dan kepasrahan mereka di hadapan firman Ilahi, sebuah pengakuan bahwa ada batas bagi pengetahuan manusia.

Namun, di sisi lain, sebagian ulama, seperti yang dicatat oleh Imam At-Thabari dan Ibnu Katsir dalam tafsir mereka, melihat ahruf muqatha'ah ini sebagai mukjizat ilahi (ijaz) yang menantang. Logika di baliknya sederhana namun sangat kuat. Alquran diturunkan dalam bahasa Arab, menggunakan huruf-huruf yang sama persis dengan yang dipakai oleh kaum Quraisy.

Mereka bukan sekadar suku yang berdagang dan menjaga Ka'bah, tetapi juga para maestro sastra yang menguasai bahasa Arab dengan tingkat tertinggi. Di tengah Jazirah Arab yang tandus, di mana kefasihan berbahasa dianggap kehormatan terbesar, Quraisy menjadi rujukan utama dalam hal syair, prosa, dan retorika.

Read Entire Article
Food |