Dokter Ungkap Gaya Hidup 'Mager' Pemicu Gangguan Kesuburan

10 hours ago 6

Alat tes kehamilan (ilustrasi). Gaya hidup yang kurang aktif bergerak dapat membuat wanita mengalami infertilitas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gangguan kesuburan atau infertilitas sering kali dianggap sebagai masalah medis yang kompleks, terkait dengan faktor genetik atau struktural semata. Namun, di era modern ini, perhatian para ahli semakin tertuju pada satu aspek yang sering terabaikan, yaitu gaya hidup.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis fertilitas endokrinologi reproduksi, Dr dr Gita Pratama, Sp.OG, Subsp. FER., M.Rep.Sc, menekankan bahwa keputusan dan kebiasaan sehari-hari seseorang memainkan peran yang sangat signifikan dalam memicu terjadinya infertilitas, baik pada pria maupun wanita. "Memang yang saat ini paling berhubungan dengan gangguan gaya hidup adalah infertilitas yang disebabkan oleh gangguan ovulasi," kata Gita dalam temu media di Jakarta, Rabu (19/11/2025).

Gita mengatakan sedentary lifestyle atau gaya hidup yang kurang aktif bergerak dapat membuat wanita mengalami infertilitas yang disebabkan oleh Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). Kebiasaan yang dimaksud seperti terlalu banyak duduk ketika berada di kantor atau rumah, lebih memilih pergi menggunakan mobil atau kendaraan umum lain dan sekadar berbaring ketika ada waktu kosong.

Di samping itu, makanan yang dikonsumsi mengandung karbohidrat dan gula yang cenderung tinggi. Nantinya, kebiasaan itu akan mendorong individu mengalami kenaikan berat badan atau obesitas.

Obesitas, katanya, akan mempermudah wanita terkena PCOS dengan gejala-gejala yang makin parah dan sulit menurunkan berat badan kembali. "Kemudian kalau misalnya untuk pasien yang sudah menikah, jadi susah hamil. Jadi itu yang paling sering disebabkan oleh gaya hidup," ujar dokter lulusan Universitas Indonesia tersebut.

PCOS juga memungkinkan penderitanya mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Salah satu penyebabnya yakni adanya gejala anovulasi atau suatu kondisi medis ketika ovarium tidak melepaskan sel telur selama siklus menstruasi.

"Gangguan mensnya bagaimana? Haidnya itu jadi enggak teratur, jadi bisa kadang-kadang mundur satu minggu atau mundur satu bulan bahkan lebih ya, atau kadang-kadang dalam satu bulan bisa dua kali. Itu kemungkinan besar ada gangguan ovulasi," ujar dokter yang praktik di Rumah Sakit Pondok Indah ini. Maka dari itu, ia mengajak seluruh wanita untuk lebih aktif bergerak seperti melalui rajin berolahraga di sela-sela waktu kegiatan, mencukupi kebutuhan nutrisinya dengan memakan makanan bergizi.

Read Entire Article
Food |