REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad (13/4/2025) menyatakan dukungannya kepada putranya, Yair, setelah Yair menghina Presiden Prancis Emmanuel Macron menyusul pengumumannya bahwa Paris dapat mengakui negara Palestina paling cepat pada bulan Juni.
Mendukung putranya, Perdana Menteri mengatakan dalam sebuah postingan: "Saya mencintai putra saya Yair, seorang Zionis sejati yang peduli dengan masa depan negaranya."
"Seperti setiap warga negara, dia berhak atas pendapat pribadinya, meskipun gaya tanggapannya terhadap tweet Presiden Macron yang menyerukan pembentukan negara Palestina tidak dapat saya terima."
Dia menambahkan, "Presiden Macron sangat keliru ketika dia terus mempromosikan gagasan negara Palestina di jantung negara kita, yang satu-satunya ambisinya adalah penghancuran Negara Israel."
Yair Netanyahu, putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron setelah dia mengatakan bahwa Paris mungkin akan mengakui negara Palestina pada bulan Juni.
"Persetan denganmu! Ya untuk kemerdekaan Kaledonia Baru! Ya untuk kemerdekaan Polinesia Prancis! Ya untuk kemerdekaan Corsica! Ya untuk kemerdekaan Negara Basque! Ya untuk kemerdekaan Guyana Prancis!" tulisnya di X pada Sabtu (12/4/2025), tampaknya mengacaukan wilayah itu dengan Guyana Prancis, dikutip dari Middleeastmonitor, Selasa (14/4/2025).
Screw you! Yes to independence of New Caledonia! Yes to independence to French Polynesia! Yes to independence of Corsica! Yes to independence of the Basque Country! Yes to independence of French Guinea! Stop the neo imperialism of France in west Africa! https://t.co/Vwa3a8fN2c
— Yair Netanyahu🇮🇱 (@YairNetanyahu) April 12, 2025
Prancis dapat mengakui negara Palestina pada bulan Juni 2025 dalam sebuah konferensi internasional yang dipimpin bersama dengan Arab Saudi. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan hal tersebut pada Rabu (9/4/2025).
"Kita harus bergerak menuju pengakuan, dan kita akan melakukannya dalam beberapa bulan mendatang," kata Macron dalam sebuah wawancara yang disiarkan di France 5.
Macron mengatakan konferensi yang direncanakan untuk mengimplementasikan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina, yang diharapkan akan berlangsung di New York, dapat menandai titik balik.
“Tujuan kami adalah untuk memimpin konferensi ini (tentang Palestina) dengan Arab Saudi pada bulan Juni, di mana kami dapat menyelesaikan gerakan pengakuan bersama oleh beberapa pihak,” kata Macron, dkutip dari Anadolu Agency, Kamis (10/4/2025)
"Ini adalah posisi Prancis, dan jelas: Ya untuk perdamaian, ya untuk keamanan Israel, ya untuk negara Palestina tanpa Hamas," dengan menekankan perlunya membebaskan semua tawanan Israel dan menetapkan gencatan senjata permanen di Jalur Gaza, serta segera melanjutkan bantuan kemanusiaan, sambil berusaha mencapai solusi dua negara.
BACA JUGA: Ayat Terakhir yang Dibaca Umar Bin Khattab dan Tangisan para Sahabat Iringi Kematiannya
Macron juga menekankan bahwa satu-satunya jalan yang mungkin adalah jalan politik dan menegaskan dukungannya terhadap hak sah Palestina untuk mendirikan negara dan perdamaian, serta hak Israel untuk hidup dalam kedamaian dan keamanan, sambil mengakui hak kedua belah pihak untuk saling mengakui.