Fiksi Ilmiah Gotik: Hibrida Genre dalam Sinema Modern

3 hours ago 2

Image Donny Syofyan

Sastra | 2025-10-05 16:36:09

Donny Syofyan

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Artikel ini membahas tentang genre fiksi ilmiah gotik, sebuah hibrida dari dua konsep yang secara akademis sulit didefinisikan: fiksi ilmiah dan gotik. Penulis, Geraint D'Arcy, berpendapat bahwa meskipun kritikus film Richard Hodgens pada tahun 1950-an menganggap percampuran fiksi ilmiah dengan elemen horor dan gotik sebagai kemunduran selera yang murahan, perpaduan ini telah menjadi hal yang lazim, terutama dalam film. Tujuan bab ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana elemen-elemen gotik muncul dalam film fiksi ilmiah, baik secara visual maupun tematik.

Baik gotik maupun fiksi ilmiah sulit untuk didefinisikan secara tunggal. Gotik, yang sering dianggap sebagai sebuah "mode" alih-alih genre yang stabil, memiliki banyak elemen yang tersebar. Sementara itu, fiksi ilmiah (science fiction/SF) juga mengalami perdebatan akademis tentang taksonominya, batas-batasnya dengan genre seperti fantasi, dan fluktuasi antara reputasi seni tinggi dan seni rendah.

Menurut Vivian Sobchack, film SF secara inheren merupakan genre hibrida yang memadukan elemen-elemen yang berbeda. Dia mendefinisikan film SF sebagai genre yang menekankan pada ilmu pengetahuan yang aktual, ekstrapolatif, atau spekulatif dan metode empiris, sambil tetap mengakomodasi transendentalisme sihir dan agama. Hal ini berbeda dengan definisi fiksi ilmiah dalam literatur yang diusung oleh Darko Suvin. Suvin mendefinisikan SF sebagai sastra keterasingan kognitif (cognitive estrangement) yang berfokus pada hal-hal aneh yang baru (novum). Namun, ia menganggap elemen-elemen gotik atau horor sebagai anti-kognitif, yang membuat sebuah teks menjadi bukan SF.

Artikel ini berargumen bahwa Sobchack lebih relevan dalam konteks film, karena film SF, tidak seperti sastra, secara alami mengadopsi hibridisasi. Film SF harus memvisualisasikan ide-ide yang dalam literatur bersifat abstrak. Hal ini membuka ruang bagi elemen-elemen transendental, seperti sihir dan agama, yang sering diwujudkan melalui desain produksi.

Film Alien (1979) karya Ridley Scott adalah contoh utama bagaimana elemen gotik visual dapat mendefinisikan sebuah film fiksi ilmiah. Desain produksi film ini sengaja menggunakan arsitektur gotik untuk menciptakan suasana ketidaknyamanan, pembusukan, dan kejahatan.

Arsitektur Gotik: Kapal luar angkasa Nostromo dirancang agar menyerupai katedral masif yang menjulang. Berbeda dengan arsitektur Romanesque yang terlihat kokoh dan dilihat dari depan, arsitektur gotik dirancang dengan sumbu diagonal, menciptakan kesan kedalaman dan ruang yang mengalir. Desain ini secara visual membuat penonton merasa seolah-olah setiap ruang terhubung dengan ruang lain di luar jangkauan pandang, menciptakan kesan "iminalitas atau keadaan di antara dalam dan luar.

Pencahayaan dan Tekstur: Penggunaan pencahayaan yang suram, asap, dan palet warna yang diredam dalam Alien menambah kesan gotik. Hal ini membuat ruang terlihat labirin dan sulit dikuasai, yang pada akhirnya memancing rasa ngeri pada penonton.

Gotik Organik: Desainer Swiss H.R. Giger bertanggung jawab atas tampilan kapal alien dan makhluknya. Desainnya yang bio-mekanis dan organik menciptakan arsitektur yang terasa seperti aliran kekuatan yang naik secara vertikal, seperti tanaman yang tumbuh, tetapi terbuat dari bentuk-bentuk antropomorfik dan bagian-bagian mesin. Desain ini, yang mengingatkan pada tulang-tulang berserakan, sangat kontras dengan desain Nostromo yang mirip gereja.

Protagonis dan Latar Sosial: Film ini secara sengaja menggambarkan kru Nostromo sebagai pekerja kerah biru yang berpenampilan usang dan hidup dalam kehidupan domestik yang berantakan. Pergeseran ini dari protagonis luar angkasa yang steril dan bersih ke kelas pekerja mengingatkan pada perubahan serupa dalam Gotik Victoria, yang memindahkan fokus horor dari kastil aristokrat ke ruang domestik kelas menengah.

Meskipun Alien secara visual jelas gotik, narasinya lebih sesuai dengan Gotik pria (Male Gothic). Dalam Gotik Pria, hal supernatural atau horor diterima sebagai bagian dari "realitas" dunia. Alien bukanlah makhluk supernatural, melainkan yang tidak dapat dipahami secara ilmiah. Film ini juga menampilkan plot tragis di mana para penyintas secara permanen ditanda oleh apa yang mereka alami.

Film Moon (2009) karya Duncan Jones memiliki referensi visual yang disengaja ke Nostromo, seperti koridor putih dan panel empuk, tetapi desainnya secara keseluruhan tidak meniru arsitektur gotik yang menjulang tinggi. Sebaliknya, pangkalan di bulan itu berantakan dan seperti dihuni, dan meskipun interiornya terbagi-bagi, etiap bagian bersebelahan dengan bagian berikutnya. Hal ini menciptakan kesan "liminal" dan terbagi yang merupakan ciri khas gotik.

Film ini berpusat pada tema kloning—sebuah novum fiksi ilmiah yang juga merupakan konsep gotik sentral, mengingatkan pada ide kembaran atau doppelgänger. Meskipun plot awalnya menampilkan elemen gotik pria, di mana penonton dan protagonis (Sam Bell) menerima situasi horor (halusinasi dan ingatan yang menghantui) sebagai bagian dari realitas fiksi ilmiah, narasi bergeser secara signifikan dengan penemuan ruang rahasia.

Pergeseran Narasi: Ketika Sam menemukan ruang penyimpanan klon yang tersembunyi, narasi beralih ke Gotik wanita (Female Gothic). Gotik Wanita memusatkan sudut pandang wanita dan menghasilkan ketegangan melalui keterbatasan yang dikenakan. Ruang rahasia ini, yang digambarkan sebagai "womb dan tomb" (rahim dan makam), memberikan penjelasan logis untuk misteri film ini. Ini bertentangan dengan Gotik Pria yang menerima hal supernatural atau horor tanpa penjelasan. Pergeseran dari menerima horor ke menjelaskan misteri mengubah narasi dari yang berpotensi tragis menjadi kisah "teror dan penderitaan tetapi akhirnya melarikan diri.

Film Ex Machina (2015) karya Alex Garland adalah contoh kebalikan dari Moon. Film ini memulai narasinya sebagai kisah Gotik wanita, dengan plot yang berpusat pada pembebasan seorang wanita dari pemenjaraan dan pelecehan oleh pencipta laki-lakinya. Ini adalah penceritaan ulang dari kisah Bluebeard (Jenggot Biru), di mana seorang wanita muda dipenjara oleh suaminya di kastilnya dan menemukan ruang rahasia yang berisi mayat istri-istri sebelumnya.

Namun, unsur fiksi ilmiah dalam film ini mengganggu narasi Gotik wanita. Ava, kecerdasan buatan, diciptakan oleh Nathan Bateman. Tubuh transparan Ava dan pakaiannya yang berganti-ganti membuatnya menjadi subjek feminin yang difetiskan. Ketidakmampuannya untuk membebaskan diri dari objektivikasi ini membuat film ini tidak menjadi feministis meskipun memiliki premis Gotik Wanita.

Pergeseran Genre: Plot bergeser ke ranah Gotik pria ketika Caleb, protagonis laki-laki, menemukan rekaman upaya Nathan yang mengerikan dalam menciptakan AI sebelumnya. Film ini kemudian berfokus pada penceritaan ulang tentang orang laki-laki yang melampaui batas (male overreacher) yang dihantui oleh ciptaannya. Pada akhirnya, Ava membunuh Nathan dan melarikan diri, meninggalkan Caleb yang akan menjadi penyelamatnya terperangkap di dalam penjara kaca.

Perpaduan fiksi ilmiah dengan elemen gotik sangat berpengaruh terhadap narasi. Baik itu Gotik Pria yang berfokus pada horor (seperti Alien) atau Gotik Wanita yang berfokus pada teror (seperti Moon), gotik menambahkan elemen transendentalisme sihir dan agama yang melengkapi keterasingan kognitif fiksi ilmiah. Selain itu, Gotik Visual terus menjadi pengaruh yang kuat dalam film fiksi ilmiah, seperti yang terlihat dalam banyak film yang dipengaruhi oleh desain Alien, termasuk Moon dan serial TV Orphan Black.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Food |