REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,87 persen pada Senin (27/10/2025), karena banyak investor menjual saham konglomerasi dan komoditas yang sebelumnya naik pesat. Para investor juga berhati-hati menunggu keputusan suku bunga The Fed dan laporan keuangan kuartal III.
“Kami berpandangan koreksi IHSG di sesi pertama sebesar 3,2 persen ke level 8.008 didorong oleh beberapa faktor internal dan eksternal, di antaranya rencana perubahan rounding rule indeks MSCI yang lebih ketat dan konservatif, yang memicu outflow dana pasif global, realisasi profit taking emiten konglomerasi, serta upaya menghindari tekanan dari dampak perubahan peraturan tersebut,” kata VP of Equity Retail PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, dalam pesan singkatnya, Senin (27/10/2025).
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Penurunan paling terasa pada saham konglomerasi seperti DSSA turun 14,6 persen, BRPT 13,7 persen, RAJA 14,4 persen, dan PTRO 14 persen. Perubahan aturan MSCI yang diperkirakan berlaku pada Mei 2026 juga memicu kekhawatiran arus keluar dana asing dari pasar saham Indonesia.
Sementara itu, Head of Research Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI Sekuritas), Muhammad Wafi, menilai kombinasi aksi profit taking dan kekhawatiran ekonomi membuat pasar lebih berhati-hati. Investor ritel mulai menjual saham yang dianggap mahal, sementara likuiditas domestik belum pulih sepenuhnya.
“Sesi kedua ada peluang rebound intraday, tapi masih terbatas di kisaran 7.950–8.200 jika tekanan jual mulai reda,” ujar Wafi.
Hari ini, IHSG ditutup di level 8.117,15 setelah sempat menembus all-time high 8.354,67 pada pagi hari. Pada sesi pertama, indeks sempat turun 2,94 persen ke 8.028,33 dan menyentuh titik terendah 7.959,16 sebelum rebound.
Saham IMPC, PGUN, dan RISE memimpin penurunan dengan masing-masing melemah 15 persen. Sebaliknya, BRRC, REAL, dan KDTN mencatat kenaikan signifikan, masing-masing naik 34,82 persen, 34,78 persen, dan 28,57 persen.
Penurunan ini menjadi pengingat bagi investor ritel untuk tetap berhati-hati, terutama di saham yang sebelumnya melonjak tajam. Volatilitas pasar menunjukkan meski IHSG sempat mencetak rekor, risiko koreksi tetap tinggi bagi pelaku pasar.

3 hours ago
3





























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5275623/original/065000600_1751885979-Meatguy_Steakhouse__3_-min.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5016061/original/098910800_1732180738-IMG-20241121-WA0027.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5280345/original/085190400_1752221910-pexels-towfiqu-barbhuiya-3440682-26707585.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5279254/original/067751900_1752132134-Kerak_Telor_JFK_2025.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5280821/original/002199600_1752287018-0E6A2474-01.jpeg)


