REPUBLIKA.CO.ID,GAZA – Pasukan Israel telah membombardir beberapa wilayah di Jalur Gaza yang terkepung, menewaskan sedikitnya 95 warga Palestina. Para korban termasuk pencari bantuan dan keluarga yang berlindung di sekolah, dan melukai lebih banyak lagi dalam serangan yang juga menargetkan rumah sakit yang penuh sesak.
Dalam serangan tanpa henti pada Senin, 62 korban berada di Kota Gaza dan bagian utara wilayah tersebut. Angkatan Laut Israel menyerang sebuah kafe tepi pantai di Kota Gaza, tempat militer meningkatkan serangannya, menewaskan lebih dari 30 orang dan melukai puluhan lainnya.
Di antara korban jiwa adalah perempuan, anak-anak, dan jurnalis yang berkumpul di kafe, tempat perlindungan penting yang menawarkan akses internet dan pelarian singkat dari kondisi kamp pengungsian yang keras. Koresponden Aljazirah, melaporkan dari Kota Gaza, mengatakan serangan itu terjadi di jantung pusat pengungsian.
“Area ini berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi banyak orang yang mengalami trauma dan pengungsi, sehingga memberikan sedikit kelegaan dari panasnya tenda yang menyengat,” katanya. Juga pada hari Senin, pasukan Israel menargetkan halaman Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir el-Balah, Gaza tengah, tempat ribuan keluarga mencari perlindungan.
Video yang beredar online dan menunjukkan kekacauan di rumah sakit, dengan orang-orang melarikan diri demi keselamatan ketika tenda-tenda yang melindungi keluarga-keluarga pengungsi tampaknya rusak akibat serangan itu.
Aljazirah melaporkan dari lokasi serangan rumah sakit, mengatakan tentara tidak mengeluarkan “peringatan apapun” sebelum “ledakan besar” terjadi. "Lokasi serangan sekitar 10 meter dari titik siaran kami. Ini bukan pertama kalinya halaman rumah sakit diserang. Setidaknya 10 kali, fasilitas ini menjadi sasaran pasukan Israel," kata koresponden Aljazirah. “Ini adalah konsentrasi serangan yang sangat besar terhadap fasilitas medis, menambah beban lebih lanjut pada rumah sakit yang hampir tidak berfungsi.”
Dalam sebuah pernyataan, Kantor Media Pemerintah Gaza mengecam serangan Israel dan menyebutnya sebagai “kejahatan sistematis” terhadap sistem kesehatan di daerah kantong Palestina. “Pesawat-pesawat tempurnya mengebom tenda pengungsi di dalam tembok Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, mengakibatkan cedera di lokasi pemboman, kerusakan material, dan secara langsung mengancam nyawa puluhan pasien,” katanya.
Israel telah berulang kali menargetkan puluhan rumah sakit selama 22 bulan perang di Gaza. Kelompok hak asasi manusia dan para ahli yang didukung PBB menuduh Israel secara sistematis menghancurkan sistem layanan kesehatan di daerah kantong tersebut.
Juga di wilayah selatan, setidaknya 15 pencari bantuan yang mencari makanan di pusat distribusi bantuan yang dijalankan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang kontroversial yang didukung Amerika Serikat dan Israel, syahid akibat serangan udara Israel di Khan Younis, Gaza selatan, menurut sumber di Nasser Medical Complex. Lima puluh orang juga terluka dalam serangan itu.
Mereka adalah korban terbaru dalam gelombang pembantaian harian di lokasi-lokasi tersebut yang telah menewaskan hampir 600 warga Palestina sejak GHF mengambil alih pengiriman bantuan terbatas di Gaza pada akhir Mei di tengah blokade Israel yang melumpuhkan. Militer Israel mengakui pada hari Senin bahwa warga sipil Palestina dirugikan di pusat distribusi bantuan, dan mengatakan bahwa instruksi telah dikeluarkan kepada pasukan berdasarkan “pelajaran yang dipetik” dan insiden penembakan sedang ditinjau.
Hal ini menyusul outlet berita Israel, Haaretz, yang melaporkan bahwa tentara yang beroperasi di dekat lokasi bantuan di Gaza sengaja menembaki warga Palestina. Menurut laporan Haaretz, yang mengutip tentara Israel yang tidak disebutkan namanya, tentara diperintahkan untuk menembaki kerumunan warga Palestina dan menggunakan kekuatan mematikan yang tidak perlu terhadap orang-orang yang tampaknya tidak menimbulkan ancaman.