REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) siap mereplikasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang sukses diterapkan di Jakarta Pusat. Program ini akan diperluas ke wilayah lain di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia.
“Pengelolaan sampah harus menjadi gerakan bersama, dimulai dari rumah tangga. Pemerintah sudah menetapkan target pengelolaan sampah 100 persen pada tahun 2029 melalui Perpres Nomor 12 Tahun 2025. Oleh karena itu, masyarakat perlu segera dilibatkan secara aktif,” ujar Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq, Rabu (2/7/2025).
Pernyataan itu disampaikan Hanif setelah meninjau Kampung SAMTAMA (Sampah Tanggung Jawab Bersama) di RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, pada Selasa (1/7). Ia menyebut wilayah itu sebagai contoh konkret integrasi pengelolaan sampah dan adaptasi perubahan iklim di kawasan padat penduduk.
KLH akan memperluas replikasi Kampung SAMTAMA dengan menggandeng warga, pemerintah daerah, dan berbagai pemangku kepentingan. “Dengan keterlibatan aktif warga, dukungan pemerintah daerah, dan sinergi lintas sektor, transformasi menuju kota yang bebas sampah dan tangguh terhadap iklim bukan sekadar wacana, melainkan sebuah keniscayaan,” kata Hanif.
RW 03 Cempaka Putih Timur merupakan wilayah seluas 36 hektare dengan 18 RT dan dihuni sekitar 3.795 jiwa. Kawasan ini menghadapi berbagai tantangan lingkungan seperti banjir dan minimnya ruang terbuka hijau.
Namun, lewat program ProKlim Lestari yang diinisiasi KLH, wilayah tersebut berhasil menjadi kampung tangguh iklim dan meraih penghargaan tertinggi dalam bidang adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Hanif menyoroti praktik unggulan warga, mulai dari pemilahan sampah rumah tangga, daur ulang anorganik, budidaya maggot untuk limbah organik, hingga pengumpulan minyak jelantah oleh 90 persen rumah. Warga juga memanfaatkan air hujan dan menggunakan lampu hemat energi.
Kawasan itu mengembangkan urban farming dan hidroponik melalui Pusat Pelatihan P4 Daun Hijau. Gang dan taman pun dihijaukan secara swadaya oleh masyarakat.
Upaya adaptasi iklim diperkuat dengan pembangunan 11 sumur resapan, peningkatan area retensi banjir dari 0,1 hektare menjadi 0,18 hektare, serta penambahan jalur evakuasi dari 3 titik menjadi 38 titik.
Seluruh rumah tangga di RW 03 kini juga menggunakan kembali air limbah domestik, yang sebelumnya hanya dilakukan oleh sebagian kecil warga. Atas berbagai capaian ini, Kampung SAMTAMA masuk 300 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024 dan menjadi percontohan nasional ProKlim Lestari.
“Jakarta Pusat saat ini menyumbang sekitar 700 ton sampah per hari. Oleh karena itu, optimalisasi fasilitas pengolahan sampah RDF (Refuse-Derived Fuel) di Rorotan, Jakarta Utara, menjadi sangat krusial,” ujar Hanif. Fasilitas berkapasitas 2.500 ton per hari ini dirancang untuk menerima sampah terpilah dari Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara.
sumber : Antara