Khalil Dawas: Kisah Pengkhianat yang Jenazahnya tak Diakui Pemerintah Israel

2 hours ago 3

Sandera Israel yang dibebaskan dari Jalur Gaza memegang bendera Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayangkan hidup terjepit di Gaza. Di tengah blokade ketat dan konflik yang tak kunjung usai, muncul cerita tentang Khalil Dawas.

Dia bukan pejuang bersenjata, tapi namanya menjadi buah bibir karena peran kontroversialnya. Dawas adalah seorang warga Palestina yang memilih jalan berisiko: bekerja untuk Israel sebagai informan.

Tugasnya spesifik dan sangat rahasia: membantu tentara Israel mengungkap lokasi terowongan di Gaza. Bagi Israel, terowongan-terowongan ini adalah ancaman keamanan.

Bagi banyak warga, terowongan itu -- yang lebih dikenal dengan sebutan Metro Gaza -- adalah jalur hidup untuk bertahan. Dawas, dengan alasan yang hanya dia sendiri yang tahu, memutuskan untuk mengkhianati perjuangan melawan Israel: menjadi budak zionis.

Hidup sebagai informan Israel membuatnya berada dalam situasi yang ruwet. Di satu sisi, dia harus berhadapan dengan kemarahan kelompok-kelompok perlawanan di Gaza yang menganggapnya sebagai pengkhianat.

Di sisi lain, dia bergantung pada janji perlindungan dari pihak Israel, yang seringkali tidak sepenuhnya bisa diandalkan.

Pada akhirnya, takdir Dawas berakhir tragis. Dia tewas dalam sebuah operasi militer Israel di Gaza. Ironinya, jenazah lelaki itu seharusnya dilindungi oleh para "majikannya", tapi malah dibiarkan, bahkan tidak diakui. Ini adalah titik balik yang menyedihkan dari kisahnya.

Tragedi itu semakin dalam ketika jenazahnya tidak segera dikembalikan kepada keluarganya untuk dimakamkan layaknya seorang Muslim. Inilah puncak ironi yang pahit. Seorang laki-laki yang menghabiskan hari-harinya untuk membantu Israel, akhirnya justru tidak diakui oleh negara yang dilayaninya.

Janji perlindungan dan imbalan berubah menjadi pengingkaran di saat dia paling membutuhkannya—bahkan setelah kematiannya.

sumber : Antara

Read Entire Article
Food |