REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesalehan tidak berhenti di atas sajadah. Ia juga hidup di jalanan yang bersih, di air yang tak disia-siakan, dan di tangan yang menanam pohon. Pesan reflektif itu menggema dari mimbar Masjid An-Noor, Ciputat, Jumat (31/10), ketika Prof. Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie menyerukan pentingnya meneladani Rasulullah Saw. dalam menjaga alam.
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu membuka khotbah dengan penegasan: ibadah tidak hanya berarti sholat dan puasa, melainkan juga kepedulian terhadap lingkungan. “Sebagian orang mengira ibadah berhenti di atas sajadah. Padahal, merawat bumi juga bagian dari penghambaan,” ujarnya di hadapan jamaah yang memadati masjid.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Dalam khotbah bertema “Meneladani Rasulullah dalam Menjaga Alam”, Tholabi mengisahkan dua teladan yang sarat makna ekologis. Pertama, kisah Ummu Mihjan, perempuan sederhana yang setiap hari membersihkan Masjid Nabawi. Rasulullah Saw. menyalatkan jenazahnya secara khusus sebagai bentuk penghormatan atas pengabdiannya menjaga kebersihan rumah Allah. “Tidak ada amal yang kecil bila dilakukan dengan niat tulus,” tutur Tholabi. “Nabi menghargai orang yang membersihkan masjid, sebab kebersihan adalah bagian dari iman.”
Kisah kedua adalah peringatan Rasulullah kepada Sa’ad bin Abi Waqqas yang menggunakan air berlebihan untuk berwudu. “Mengapa boros, wahai Sa’ad?” tanya Nabi. Sa’ad heran, “Apakah dalam wudu pun ada boros?” Nabi menjawab, “Ya, meski engkau di sungai yang mengalir.” Menurut Tholabi, hadis ini menegaskan prinsip efisiensi sebagai nilai spiritual. “Islam mengajarkan keseimbangan. Menghemat air bukan sekadar hemat biaya, tetapi bukti ketaatan,” katanya menegaskan.
Dalam bagian akhir khotbah, Prof. Tholabi menegaskan bahwa perilaku ekologis adalah cerminan takwa. “Krisis lingkungan hari ini berakar dari lemahnya kesadaran iman,” ujarnya. Ia mengajak umat untuk memulai dari hal-hal kecil: tidak membuang sampah sembarangan, menghemat air wudu, dan menanam pohon di sekitar rumah. “Setiap tindakan kecil yang membuat bumi lebih bersih adalah amal jariyah yang pahalanya terus mengalir.”
Khotbah Jumat di Masjid An-Noor itu menjadi pengingat bahwa keteladanan Nabi bersifat menyeluruh, meliputi ibadah, akhlak, dan kepedulian ekologis. Di tengah ancaman krisis iklim global, pesan dari mimbar Ciputat itu terasa menyejukkan, yakni menjaga alam bukan sekadar tanggung jawab ekologis, melainkan wujud cinta kepada Sang Pencipta.

3 days ago
5





























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5275623/original/065000600_1751885979-Meatguy_Steakhouse__3_-min.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5016061/original/098910800_1732180738-IMG-20241121-WA0027.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5279254/original/067751900_1752132134-Kerak_Telor_JFK_2025.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5280345/original/085190400_1752221910-pexels-towfiqu-barbhuiya-3440682-26707585.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344879/original/037827700_1757495713-Kota_Semarang.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5280821/original/002199600_1752287018-0E6A2474-01.jpeg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5005646/original/001862500_1731587965-Screenshot_2024-11-07_201311.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2985106/original/081195900_1575358775-louis-hansel--9CjvlbUGhY-unsplash__1_.jpg)