Fimela.com, Jakarta Chef Yuda Bustara, seorang koki muda berbakat asal Indonesia, tengah menjalani salah satu momen terpenting dalam kariernya. Setelah memenangkan ajang internasional The Maverick Academy yang diselenggarakan oleh Netflix, Chef Yuda kini menjalani magang di restoran bergengsi LUMA Hong Kong di bawah bimbingan Chef berbintang Michelin, Alvin Leung.
Pengalaman ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk belajar dari salah satu maestro kuliner dunia, tetapi juga menjadi panggung baginya untuk memperkenalkan cita rasa khas Indonesia di kancah internasional.
Sebagai pemenang The Maverick Academy, Chef Yuda mendapatkan kesempatan emas untuk bekerja sebagai kepala koki di LUMA, sebuah restoran yang dikenal dengan konsep farm-to-table dan lokasinya yang ikonik di FWD House 1881, bangunan bersejarah yang dulunya merupakan Markas Besar Polisi Laut Hong Kong. Di bawah bimbingan Chef Alvin Leung, yang dikenal sebagai "Demon Chef," Chef Yuda belajar bahwa kesuksesan dalam dunia kuliner tidak hanya tentang teknik memasak, tetapi juga memahami audiens.
"Chef Alvin selalu menekankan bahwa kita harus tahu siapa yang kita masak. Itu pelajaran yang saya pahami saat mencoba memperkenalkan sambal Indonesia di restoran," ujar Chef Yuda dalam acara fine dining yang digelar Hong Kong Tourism Board di LUMA, Hong Kong, bersama media Indonesia dan Filipina pada (12/1).
Pengalaman ini membekas dalam ingatannya, terutama saat ia menyajikan sambal dengan bahan-bahan yang dibawanya dari pasar Indonesia di Hong Kong, tetapi tamu-tamu lokal justru tidak menyentuhnya sama sekali. "Dari situ, saya sadar bahwa adaptasi sangat penting. Tidak semua orang memiliki selera yang sama," tambahnya.
Mengubah Cita Rasa Tanah Air Menjadi Kreasi Internasional
Chef Yuda tidak menyerah meski sambalnya kurang diterima. Ia mulai memodifikasi resep-resep tradisional Indonesia agar sesuai dengan lidah masyarakat internasional. Misalnya, ia membuat sambal terasi yang disajikan dalam bentuk dimsum—sebuah kombinasi unik yang memadukan elemen khas Hong Kong dengan rasa otentik Indonesia. "Saya mencoba menggabungkan sesuatu yang familiar bagi masyarakat Hong Kong, seperti dimsum, dengan rasa pedas dan kaya rempah khas Indonesia," jelasnya.
Selain itu, ia juga pernah mengolah milk tea ala Hong Kong dengan sentuhan jahe, menciptakan rasa yang tidak hanya akrab bagi lidah lokal tetapi juga membawa sentuhan tropis khas Indonesia. Menu inovatif ini berhasil menarik perhatian banyak tamu dan menjadi salah satu hidangan populer di LUMA.
Kelezatan Makanan Indonesia dalam Gaya Fine Dining
Selain berbincang dengan Chef Yuda, para tamu juga berkesempatan untuk menyantap langsung beragam hidangan istimewa yang disajikan oleh sang chef, hasil kurasi bersama Chef Alvin Leung.
Dari banyaknya menu yang dihadirkan, Carabinero Gado-Gado menjadi hidangan yang paling mencuri perhatian. Dengan sentuhan modern dalam penyajian dan bahan-bahan berkualitas tinggi, gado-gado yang biasanya sederhana ini berhasil tampil memukau dalam versi fine dining. Paduan kulit tahu yang renyah, diisi oleh udang Carabinero yang juicy, sayuran segar, dan bumbu kacang yang kaya rasa, memberikan pengalaman baru yang tak terlupakan bagi para penikmatnya.
Tidak hanya itu, Chef Yuda juga memperkenalkan Grilled Indonesian Chicken atau ayam bakar kecap dengan bahan premium dari Hong Kong. "Semua menu ini sudah disetujui oleh Alvin Leung, dia mengajarkan saya bagaimana cara menyajikan makanan Indonesia yang bisa diterima di dunia global, seperti di Hong Kong," ujar Chef Yuda dalam obrolannya dengan FIMELA.
Menu yang ditawarkan mencakup ayam bakar kecap, truffle oil, sambal terasi, lemon jelly, dan tentu saja, tumpeng nasi uduk. "Buat tumpeng di Hong Kong, kapan lagi?,” tambahnya dengan semangat. "Semua orang di LUMA pada bingung, mereka nggak pernah lihat tumpeng di Hong Kong, baru kali ini mereka melihatnya," lanjutnya sambil tertawa.
Tantangan dan Kebanggaan
Bekerja di Hong Kong, kota dengan kompetisi kuliner yang sangat ketat, tentu bukan hal mudah. "Hong Kong adalah kota dengan jumlah restoran berbintang Michelin terbanyak di dunia dalam satu kawasan. Jadi, standar di sini sangat tinggi," kata Chef Yuda. Namun, ia merasa beruntung memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari ekosistem kuliner tersebut.
"Saya sering melihat wajah saya di billboard di seluruh Hong Kong karena program ini didukung oleh Mastercard. Itu adalah momen yang sangat membanggakan, bukan hanya untuk saya, tetapi juga untuk Indonesia," tambahnya.
Chef Yuda juga berbagi bahwa komunitas Indonesia di Hong Kong cukup besar, sehingga bahan-bahan khas seperti kecap, terasi, dan cabai lokal mudah ditemukan. Hal ini mempermudahnya untuk bereksperimen dan mengenalkan rasa-rasa baru kepada masyarakat lokal dan turis internasional yang datang ke LUMA.
Menuju Masa Depan
Selama magang tiga bulannya di LUMA, Chef Yuda telah belajar banyak, mulai dari pentingnya adaptasi dalam menciptakan menu hingga cara menghadapi tekanan dalam industri kuliner internasional. Ke depannya, ia berharap dapat terus membawa nama Indonesia ke panggung dunia. "Momen paling berkesan bagi saya adalah saat melihat nama saya, Yuda Bustara, Indonesian Chef, terpampang di billboard Hong Kong. Itu membuktikan bahwa masakan Indonesia memiliki tempat di dunia kuliner internasional," pungkasnya.
Chef Yuda Bustara adalah bukti bahwa dengan kerja keras, keberanian untuk berinovasi, dan dedikasi terhadap akar budaya, cita rasa Indonesia dapat bersinar di mana saja, termasuk di dapur salah satu kota tersibuk di dunia.
Restoran LUMA tidak hanya menawarkan pengalaman bersantap yang berkelas, tetapi juga berada di lokasi yang penuh sejarah. FWD House 1881, yang dulunya adalah Markas Besar Polisi Laut Hong Kong.
Pada proses renovasi dan revitalisasi, gedung ini juga dikenal sebagai Hullett House, sebuah hotel butik mewah sebelum menjadi bagian dari kompleks FWD House 1881. Jadi, sejarah gedung ini memang dimulai sebagai markas polisi dan kemudian menjadi hotel sebelum berubah menjadi destinasi budaya dan kuliner yang kita kenal sekarang.
Dengan bangunan bergaya kolonial yang telah direstorasi, tempat ini menjadi simbol perpaduan antara masa lalu dan masa kini, yang sejalan dengan filosofi menu di LUMA, menggabungkan tradisi dan inovasi.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.