Korban Bully dan Ledakan Saat Jumatan di SMAN 72 Kelapa Gading

5 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumat (7/11/2025) siang WIB, menjadi hari yang paling diingat oleh pelajar, guru dan orang yang beraktivitas di SMAN 72 Jakarta di Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Awalnya aktivitas sekolah tersebut berjalan sesuai jadwal yang telah ditentukan hingga memasuki waktu sholat Jumat yang digelar di masjid sekolah.

Pelajar, guru, pengelola kantin hingga penjaga sekolah ikut menunaikan ibadah sholat Jumat di lokasi ledakan tersebut. Awalnya pelaksanaan ibadah berjalan khidmat, mulai dari adzan hingga khatib naik ke mimbar membacakan khutbah Jumat.

Seluruh jamaah mengikuti dengan sholat dengan serius baik di dalam bangunan maupun di selasar. Ada beberapa pelajar terlambat dan masih berwudhu di bagian luar sekolah. Kemudian, setelah pembacaan doa dan saat akan dikumandangkan iqomah, tiba-tiba suasana berubah drastis.

Dari yang tadinya khusuk berubah jadi suasana histeris dan mencekam. Duaaaaar! Terjadi ledakan yang diduga berasal dari tengah bangunan dan diikuti ledakan di pintu masjid.

"Kami melihat ada tiga benda (seperti bom rakitan) karena ada kaleng dengan sumbu dan yang meledak hanya dua," kata pelajar SMA 72 bernama Sela.

Menurut dia, ledakan ini diduga dilakukan oleh oknum pelajar sekolah ini. Dia menduga aksi ini sebagai balasan karena kerap menjadi korban perundungan (bullying). "Dia kerap jadi korban bully,” kata Sela.

Dia mengaku, berada di bagian selasar dan ledakan tersebut memekak telinga dan membuat suasana gaduh. Beberapa siswa mengalami luka, penglihatan dan pendengaran mereka terganggu.

Dalam kondisi panik, Sela mencoba kabur. Tepi, ia kemudian berbalik mencoba membantu kawan-kawannya yang terdampak langsung ledakan. Siswa serta guru yang lain mencoba mengevakuasi siswa dan sejumlah warga yang ada di luar ikut masuk memberikan pertolongan.

Puluhan orang yang terdampak ledakan tersebut dilarikan ke sejumlah rumah sakit di Jakarta untuk mendapatkan penanganan medis secepatnya.

Kondisi tersebut mendapatkan perhatian serius. Polda Metro Jaya langsung menurunkan Tim Penjinak Bom (Jibom) dan Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) dibantu personel lain ke lokasi kejadian.

Petugas langsung melakukan penanganan dan identifikasi serta investigasi di lokasi kejadian. Mereka melakukan olah tempat kejadian dan memeriksa sejumlah saksi di lokasi untuk mengungkap secara runut kejadian yang di luar nalar ini.

Wakil Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Lodewijk Freidrich Paulus langsung mengunjungi lokasi. Seusai meninjau TKP, Lodewijk dicegat awak media yang sudah berjaga di lokasi tersebut sejak siang hari.

Dia mengatakan, peristiwa ledakan itu terjadi sekitar pukul 12.15 WIB, saat sholat Jumat berlangsung. Menurut Lodewijk, ada beberapa video yang beredar terkait adanya pistol di lokasi kejadian.

Dia memastikan itu pistol mainan dan memang ada sejumlah korban ledakan. Lodewijk mencatat, ada 20 korban, tiga korban dalam kondisi berat dan 17 korban dalam kondisi ringan.

Lodewijk  menampik, kegiatan tersebut aksi teroris. Mantan danjen Kopassus itu meminta agar jangan terlalu cepat berasumsi aksi ledakan ini sebagai aksi teror.

Lodewijk pun meminta seluruh pihak untuk membiarkan aparat bekerja dulu dan pada saatnya, temuannya tentunya akan disampaikan kepada publik. "Jadi kita tunggu saja,” katanya.

Beberapa jam setelah kejadian, Kapolda Metro Jaya Irjen Asep menggelar jumpa pers di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, yang menjadi lokasi sebagian pelajar dirawat. Ada 54 orang mengalami luka-luka dalam ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72.

"Data yang kita terima, 54 orang luka ringan sedang, ada yg sudah pulang sementara itu dulu. Nanti perkembangan lebih lanjut diinfokan lagi," kata Asep saat memberikan keterangannya di RS Islam Cempaka Putih.

Dia menyampaikan, kepolisian telah melakukan pengamanan TKP dan memasang "police line" dan juga melakukan sterilisasi oleh tim Jihandak Polda Metro Jaya. Asep meminta warga tenang menyikapi hal itu.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan, seluruh biaya rumah sakit korban ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. "Seluruh biaya pengobatan akan ditanggung oleh Pemprov di mana saja rumah sakitnya," kata Pramono.

Dia mengatakan, langkah itu sebagai bentuk Pemprov DKI hadir dengan menanggung seluruh biaya perawatan korban di rumah sakit. "Semua akan menjadi tanggung jawab kami," ucap Pramono.

Usai jumpa pers, Pramono langsung meninjau di lokasi kejadian serta ingin melihat secara langsung kondisi sekolah. Dia sampai di lokasi sekitar pukul 17.00 WIB didampingi Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat dan langsung masuk ke dalam sekolah.

Read Entire Article
Food |