KTT APEC 2025, Indonesia Bisa Adopsi Lebih Banyak Teknologi dari Korsel

7 hours ago 3
 BPMI SetpresPresiden Prabowo Subianto dan Presiden Korsel Lee Jae Myung di Gyeongju. Sumber: BPMI Setpres

JAKARTA -- KTT APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan (Korsel) mencerminkan pergeseran struktur ekonomi dan geopolitik Asia-Pasifik dari liberalisasi perdagangan menuju integrasi teknologi, keamanan rantai pasok, dan tata kelola kecerdasan buatan (artificial intelligence). Indonesia juga berkepentingan mempertahankan prinsip keterbukaan ekonomi kawasan agar tidak terjebak dalam blok-blok ekonomi eksklusif.

Sementara itu, lewat lomba IG Reels ISDS, para peserta terutama dari gen Z berharap, Indonesia bisa mengadopsi lebih banyak teknologi dari Korsel. "Indonesia perlu memastikan bahwa agenda APEC yang menekankan konektivitas digital, keberlanjutan, dan inovasi teknologi dapat dimanfaatkan untuk menarik investasi strategis dalam sektor energi hijau dan ekonomi digital," kata Deputy Head of Department of International Relations Binus University, Dian Novikrisna usai pengumuman Lomba IG Reels Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) bertema APEC 2025: Ekspresikan Harapan dan Kreativitasmu di Jakarra, Jumat (31/10/2025).

APEC Gyeongju berlangsung pada 31 Oktober 2025-1 November 2025. Presiden Prabowo Subianto hadir dalam perlehatan itu bersama berbagai kepala negara lain anggota APEC mulai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump hingga Presiden China Xi Jinping. Dian mengatakan, saat ini terjadi perlambatan ekonomi kawasan, dan meningkatnya proteksionisme akibat rivalitas AS–China.

Dalam konteks itu, Korsel memanfaatkan posisinya sebagai middle power teknokratis untuk memimpin agenda "Connect, Innovate, Prosper" yang menyoroti isu digitalisasi, demografi, dan keberlanjutan. Di bidang ekonomi, Korsel telah menjadi salah satu investor besar di Indonesia, total investasi kumulatif di Indonesia mencapai sekitar 11,3 miliar dolar AS periode 2020-2024. Kerja sama perdagangan juga makin diperdalam dengan implementasi Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) yang mulai berlaku pada Januari 2023, meliputi liberalisasi tarif, investasi, transfer teknologi dan pengembangan ekonomi digital.

Di bidang pertahanan, kerja sama turut diperkuat, misalnya peningkatan kerja sama maritim, pengembangan industri pertahanan dan proyek jet tempur bersama seperti KF‑21 Boramae yang melibatkan pihak Indonesia dan Korsel. "Meski demikian, masih terdapat tantangan implementasi, termasuk dalam memastikan transfer teknologi berjalan optimal, menyeimbangkan kepentingan investasi asing dengan pembangunan kapasitas domestik, serta menjaga agar kerja sama ekonomi dan pertahanan tidak sangat tergantung pada satu mitra saja atau terjebak dalam dinamika geopolitik yang kompleks," ucap Dian.

Menurut Dian, lomba IG Reels dapat dilihat sebagai diplomasi publik kreatif yang efektif untuk mempererat hubungan Indonesia–Korsel melalui pendekatan people-to-people. Inisiatif itu merepresentasikan bentuk soft power engagement yang memanfaatkan platform digital untuk membangun persepsi positif, memperluas pemahaman lintas budaya, dan menumbuhkan sense of shared identity di antara generasi muda kedua negara.

CEO ISDS, Dwi Sasongko menyampaikan, lomba IG Reels meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya APEC 2025 dan peran Indonesia di dalamnya. Lomba tersebut juga mendorong partisipasi publik dalam menyampaikan pesan dan harapan melalui media kreatif digital.

Menurut Dwi, para peserta mengusulkan agar Indonesia lebih bisa memanfaatkan APEC itu untuk kepentingan nasional. Para pemenang dengan artikulatif menyoroti keunggulan Korsel yang bisa diadopsi Indonesia. Misalnya, Korsel tetap mengunggulkan budayanya, sambil terus mengembangkan teknologi. Hal itu tentu bisa menjadi ajang kerja sama antara Indonesia yang kaya budaya dengan Korsel yang padat teknologi.

"APEC tidak saja menjadi sebuah acara tingkat tinggi yang ekslusif tetapi juga disadari manfaatnya di tingkat akar rumput," kata Dwi. Apalagi, sejalan dengan semangat inovasi, konektivitas, dan keberlanjutan sebagaimana diangkat dalam tema APEC 2025: “Building a Sustainable Future: Connected, Innovative, Prosperous".

Dari 179 peserta, terpilih 18 karya sebagai pemenang (tiga pemenang utama dan 15 hadiah hiburan). Tiga pemenang utamanya adalah Hauna Hafiyyatin Shafa dari Makassar, Sulawesi Selatan; Assyshifa Athifia, Manggala T. Lubna, Mhd. Hamdal dari Jakarta; dan Athaillah P.R. Azis, Faiza Salsabila, Vellycia Ade G dari Malang, Jawa Timur.

"Lomba IG reels ini diharapkan terjadi peningkatan pemahaman publik terhadap isu APEC, terutama di kalangan muda. Banyak karya menampilkan pesan positif tentang kerja sama Indonesia–Korea Selatan dan pentingnya inovasi dalam pembangunan berkelanjutan," ucap Dwi.

Read Entire Article
Food |