REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dalam upaya mendalami pemanfaatan data digital dalam tata kelola pemerintahan, mahasiswa Program Studi Sains Data Universitas Nusa Mandiri (UNM) melaksanakan kunjungan industri.
Kunjungan ini dilakukan ke Jabar Command Center (JCC), bagian dari Pusat Layanan Digital, Data, dan Informasi Geospasial Provinsi Jawa Barat, Selasa 17 Juni 2025. Ini bagian dari strategi experiential learning yang diterapkan UNM sebagai Kampus Digital Bisnis.
Tujuannya, menjembatani teori di ruang kelas dengan praktik nyata di lapangan. Rombongan mahasiswa didampingi Kaprodi Sains Data, Tati Mardiana, serta dua dosen pendamping, Riki Supriyadi dan Syarah Seimahuira.
Selama kunjungan, mahasiswa disambut tim Jabar Digital Service (JDS) dan diajak menyimak pemaparan mengenai ekosistem data yang dikembangkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Salah satunya, Open Data Jabar, platform keterbukaan informasi yang memungkinkan masyarakat dan akademisi mengakses data resmi dari instansi pemerintah.
“Jabar Command Center hadir sebagai pusat pengendalian berbasis data yang mendukung pemerintahan transparan, akuntabel, dan responsif,’’ jelas Nopiyanti, perwakilan JDS.
Seluruh proses, dimulai dari pengumpulan data, pengolahan, hingga visualisasi yang langsung digunakan dalam pengambilan keputusan.
Diskusi interaktif pun berlangsung hangat.
Mahasiswa UNM, Kasa Inti Josia Tambunan, mengajukan pertanyaan seputar peran profesional dalam pemerintahan digital. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Iqra Hardianto Nurichsan, Business Operation Specialist JDS, yang menekankan pentingnya penguasaan keterampilan teknis seperti data engineering, pemrograman, serta tata kelola data yang aman dan etis.
Kaprodi Sains Data UNM, Tati Mardiana menegaskan kunjungan ini bagian dari komitmen program studi dalam membekali mahasiswa dengan pengalaman nyata yang relevan dengan kebutuhan industri dan sektor publik.
“Melalui kunjungan ini, mahasiswa memperoleh pemahaman langsung mengenai bagaimana data dikelola secara strategis untuk mendukung pengambilan keputusan di sektor pemerintahan,” jelas Tati dalam keterangan tertulis, Rabu (2/7/2025).
Menurut dia, ini bagian dari pendekatan UNM agar pembelajaran tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi benar-benar aplikatif. Ia juga mengaitkan kegiatan ini dengan Internship Experience Program (IEP) atau skema 3+1 yang menjadi program unggulan UNM.
Melalui skema ini, mahasiswa menempuh kuliah selama tiga tahun dan langsung menjalani satu tahun magang profesional di perusahaan atau institusi ternama, termasuk di sektor pemerintahan digital.
“Kami mendorong mahasiswa aktif menjalin kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan lembaga pemerintahan seperti Jabar Digital Service. Program 3+1 kesempatan emas untuk menerapkan keilmuan secara langsung dan membangun jaringan profesional sejak dini.”
Dengan kegiatan seperti ini, UNM menegaskan perannya sebagai Kampus Digital Bisnis yang tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga mencetak talenta digital yang adaptif, kritis, dan mampu menciptakan solusi nyata berbasis data untuk masa depan Indonesia.