REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suripto bukan sekadar nama dalam catatan sejarah intelijen Indonesia. Ia adalah teka-teki yang berjalan dengan langkah pelan, tapi pikirannya selalu berlari jauh di depan zamannya.
Di balik sosoknya yang tenang dan tutur katanya yang lembut, tersimpan naluri tajam seorang pembaca situasi, yang mampu menebak arah angin politik sebelum badai datang. Ia bergerak di wilayah abu-abu antara diplomasi dan operasi rahasia, di mana logika dingin harus berdamai dengan intuisi tajam.
Dari ruang-ruang gelap perundingan hingga lorong sempit jaringan bawah tanah, Suripto dikenal sebagai “master intelijen” yang tidak hanya mengumpulkan informasi, tetapi merangkai potongan kebenaran menjadi strategi kebangsaan.
Kini jasadnya sudah tiada. Namun jasanya selalu hidup membersamai keberlanjutan Indonesia, bangsa yang ditinggalkannya.
Ibarat Film Mission Impossible, Suripto adalah sosok Ethan yang memerankan agen spionase cerdas yang menjalankan misi rahasia penuh bahaya.
Sosok yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakakin), ini dikenang tidak hanya sebagai figur intelijen yang mengawal transisi politik di Indonesia, tetapi juga sebagai aktor kunci dalam sebuah misi kemanusiaan yang berisiko tinggi di tengah konflik Bosnia-Herzegovina pada awal 1990-an.
Kisah ini, yang baru terungkap ke publik bertahun-tahun kemudian, menunjukkan dimensi lain dari diplomasi dan intelijen Indonesia yang berpihak pada perjuangan umat Muslim di kancah global. Operasi yang nyaris tak terdengar ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia untuk membantu sesama, bahkan dalam situasi yang paling berbahaya sekalipun.
Pada saat itu, umat Muslim Bosnia menghadapi genosida sistematis dan embargo senjata internasional yang mempersulit mereka untuk membela diri. Situasi ini mendorong Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Soeharto untuk bertindak.
Namun, bantuan tidak bisa dikirim melalui jalur formal, melainkan harus menggunakan operasi rahasia. Di sinilah peran Suripto, yang saat itu menjabat di Bakakin, menjadi sangat vital. Ia diberi tugas oleh Presiden Soeharto untuk melakukan koordinasi dan memastikan bantuan, termasuk senjata, dapat disalurkan ke Muslim Bosnia.
Kisah heroik ini, sebagaimana diceritakan oleh Suripto sendiri dalam berbagai wawancara publik, seperti dalam podcast Madilog Forum Keadilan pada Januari 2025, menyingkap detail-detail yang menegangkan. Program itu dipandu oleh Host Darmawan Sepriyosa.

3 hours ago
3




























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5016061/original/098910800_1732180738-IMG-20241121-WA0027.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5279254/original/067751900_1752132134-Kerak_Telor_JFK_2025.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5280345/original/085190400_1752221910-pexels-towfiqu-barbhuiya-3440682-26707585.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344879/original/037827700_1757495713-Kota_Semarang.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5280821/original/002199600_1752287018-0E6A2474-01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5005646/original/001862500_1731587965-Screenshot_2024-11-07_201311.jpg)

