Pesan MUI di Hari Sumpah Pemuda 

5 hours ago 1

Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis, tampil sebagai narasumber dalam Konferensi Internasional ke-10 Sekretariat Jenderal Lembaga dan Badan Fatwa di Dunia yang digelar di Kairo, Mesir pada 12-13 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hampir seabad berlalu sejak Sumpah Pemuda 1928, pemuda masa kini dihadapkan banyak tantangan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai tantangan terbesar generasi muda saat ini adalah banjirnya informasi yang kerap menghabiskan waktu untuk hal-hal tidak bermanfaat. 

Ketua MUI, KH Muhammad Cholil Nafis mengingatkan agar pemuda mampu memilah sumber ilmu yang valid serta membangun mental tangguh untuk menghadapi era global menuju Indonesia Emas 2045. Ia mengingatkan bahwa pemuda adalah harapan masa depan. Tantangan pemuda ke depan adalah banjirnya informasi sehingga waktu habis membaca hal yang tidak perlu. 

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

"Parahnya lagi adalah simpang siurnya sumber ilmu yang valid dari orang yang otoritatif," kata Kiai Cholil kepada Republika, Selasa (28/10/2025).

Menurutnya, mental para pemuda masa kini yang bebas menjadi tantang tersendiri dalam membangun diri yang resilience, yakni kemampuan individu dalam beradaptasi dengan baik dalam kesulitan atau tantangan hidup.

Kiai Cholil mengatakan, ke depan pemuda harus mampu memilih informasi dari sumber ilmu yang valid. Lalu menyongsong Indonesia emas 2045. 

"Pemuda harus mampu bersaing secara global karena dunia sudah menjadi global village," ujar Kiai Cholil.

Masalah yang Dihadapi Pemuda 

Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Profesor Haedar Nashir mengingatkan agar generasi muda Indonesia tidak kehilangan arah perjuangan dan karakter luhur yang diwariskan para pendahulunya. Ia menyampaikan bahwa Sumpah Pemuda 1928 secara tegas membuktikan persatuan kaum muda sebagai kunci utama menuju Indonesia merdeka di tengah keberagaman. 

Haedar mengingatkan bahwa harus menjadi perhatian akan sejumlah masalah yang dihadapi generasi muda Indonesia. Selain masalah lapangan kerja yang penting untuk menjamin kesejahteraan mereka, kaum muda Indonesia juga memiliki problem sosial yang tidak boleh diabaikan. Polarisasi sosial sebagaimana tampak di media sosial akibat perbedaan orientasi politik, sosial, keagamaan, dan lain-lain tidak kalah mengemuka untuk menjadi agenda bersama. Bagaimana merekat dan menyatukan mereka dalam spirit Persatuan Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika di dunia nyata.

Read Entire Article
Food |