REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Kholifatus Saadah menilai kunjungan balasan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ke Turki memperkuat hubungan bilateral antarnegara
"Seperti yang disampaikan juga oleh Presiden Prabowo bahwa Indonesia dan Turki akan mematangkan Preferential Trade Agreement (PTA) agar kerja sama komprehensif berkaitan dengan ekonomi bisa segera dilakukan," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.
Selain itu, kata dia, Presiden Prabowo juga menyebutkan akan ikut serta dalam proyek pengembangan generasi kelima Jet Tempur di Turki.
Menurut dia, hal itu dirasa cukup wajar jika melihat latar belakang Presiden Prabowo dan preferensi terkait dengan kepentingan nasional yang ingin dibawa.
"Satu hal yang menurut saya menarik dan tentu menjadi harapan adalah sikap Turki kepada Palestina dan Israel," kata Sekretaris Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed itu.
Menurut dia, beberapa waktu belakangan muncul rencana pemerintah untuk membantu relokasi pengungsi Palestina.
Dia mengatakan hal itu tentu saja tidak sesuai dengan apa yang selama ini sudah diperjuangkan oleh Pemerintah Indonesia dari era sebelumnya, dan justru terkesan membiarkan wilayah Palestina untuk diberikan kepada penjajah.
"Indonesia tidak meratifikasi Konvensi Pengungsi 1951 dan Protokol 1967 terkait pengungsi, sehingga secara hukum internasional, Indonesia tidak wajib menerima pengungsi dari Palestina," katanya.
Sementara itu, kata dia, pemerintah Turki sangat tegas mengutuk tindakan Israel kepada Palestina yang dianggap sebagai upaya genosida.
Dia mengatakan sikap tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan setelah pertemuan Kelompok Kontak Gaza di kota Antalya, Turki selatan, Jumat (11/4), dengan tajuk "Solusi Dua Negara dan Perdamaian Abadi di Timur Tengah".
"Sikap tegas ini yang menjadi harapan saya juga dibicarakan bersama dengan Presiden Prabowo, untuk melihat preferensi tambahan berkaitan dengan sikap Indonesia terhadap konflik Palestina-Israel. Harapannya tentu agar Indonesia tetap menjadi negara yang tetap tegas melawan penjajahan seperti yang sudah dicantumkan di Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945," kata Kholifatus.
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan rencana evakuasi 1.000 warga Palestina di Gaza yang terluka akibat serangan militer Israel bukan bertujuan untuk merelokasi mereka dari rumahnya.
Presiden menjelaskan rencana evakuasi itu hanya bersifat sementara. Jika situasi di Gaza kembali stabil, para penyintas perang yang dievakuasi itu nantinya akan dipulangkan kembali ke sana.
sumber : Antara