REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepribadian anak sering kali dikaitkan dengan urutan kelahiran mereka. Misalnya, anak pertama lebih dikaitkan dengan sifat tegas dan mendominasi, anak kedua dikaitkan dengan sifat tanggung jawab dan penengah, sementara anak bungsu dihubungkan dengan sifat suka mencari perhatian dan manja.
Lantas apakah benar urutan kelahiran bisa memengaruhi kepribadian anak? Menurut pakar genetika ekologi IPB University, Prof Ronny Rachman Noor, sampai saat ini berbagai studi menunjukkan urutan kelahiran tidak berpengaruh nyata terhadap kepribadian anak.
“Berbagai hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan kepribadian anak sulung, anak tengah, anak bungsu, maupun anak tunggal lebih banyak dipengaruhi oleh peluang perangkat genetik dari kedua orang tua,” kata Prof Ronny dalam keterangan tertulis dikutip pada Selasa (15/4/2025).
Ia juga mengkritis teori Adler yang berkembang di awal abad 20. Teori ini dicetuskan oleh Alfred Adler, seorang psikiater Austria yang mencoba menghubungkan dan menyimpulkan bahwa urutan kelahiran dapat mempengaruhi kepribadian anak.
Menurut Prof Ronny, urutan kelahiran merupakan interaksi kompleks dari berbagai faktor lingkungan dan bukan penentu mutlak kepribadian seorang anak. Ia menilai, ada faktor lain yang lebih menonjol yang menjadi penentu kepribadian anak yaitu faktor genetik.
“Tidak dapat dipungkiri bahwa urutan kelahiran terkait dengan lingkungan yang diberikan secara perhatian, fasilitas kasih sayang, cara mengasuh yang kesemuanya ini tergabung dalam faktor lingkungan yang kompleks dan akan bergabung dengan faktor genetik membentuk sifat dan kepribadian anak,” kata Prof Ronny.
Ia menjelaskan kepribadian anak dipengaruhi oleh faktor genetik sebesar 50 persen, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor genetik nantinya akan bergabung dengan pengaruh lingkungan seperti misalnya gaya pengasuhan, keharmonisan keluarga, kepribadian kedua orang tua, dan lainnya.
“Jadi secara keseluruhan, kepribadian anak merupakan hasil gabungan dari genetik, lingkungan, dan interaksi antara genetik dan lingkungan. Faktor keluarga lainnya seperti jarak usia saudara kandung, jenis kelamin saudara kandung, umur orang tua dan jumlah anak dalam keluarga juga dapat memengaruhi karakter anak,” kata dia.