REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duo punk-rap asal Inggris, Bob Vylan, menghadapi konsekuensi serius setelah penampilan mereka di panggung Festival Glastonbury 2025. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mencabut visa grup ini karena penampilan di Festival Glastonbury yang dianggap memicu kebencian.
Deputi Sekretaris Departemen Luar Negeri AS, Christopher Landau, mengungkapkan alasan pencabutan visa tersebut. "Mengingat ujaran kebencian mereka di Glastonbury, termasuk memimpin kerumunan dalam 'chant kematian'," kata dia.
Departemen Luar Negeri AS menuduh mereka mengobarkan kebencian. "Orang asing yang mengagungkan kekerasan dan kebencian bukanlah pengunjung yang diterima di negara kami," ujar Landau dilansir laman NBC News pada akhir Juni.
Bob Vylan sendiri dijadwalkan memulai tur AS pada 24 Oktober 2025 di Spokane, Washington, dengan jadwal di berbagai kota besar AS. Namun, dengan pencabutan visa ini, nasib tur tersebut menjadi tidak jelas.
Seperti diberitakan sebelumnya, video yang beredar di media sosial menunjukkan vokalis Bob Vylan, Bobby Vylan (nama asli Pascal Robinson-Foster), memimpin penonton di Festival Glastonbury pada Sabtu (28/6/2025) dengan teriakan, "Free, Free Palestine" dan "Death, death to the IDF". Vylan juga terlihat menyerukan, "From the river to the sea, Palestine must be, will be, free".
Penyelenggara Glastonbury menyatakan bahwa komentar tersebut melampaui batas dan menggolongkan chant yang menargetkan Pasukan Pertahanan Israel sebagai anti-Semit. Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menyebut ujaran itu "mengerikan" dan menekankan bahwa kelompok yang mengancam atau menghasut kekerasan seharusnya tidak diberi platform.
Detektif Kepolisian Somerset telah ditugaskan untuk menyelidiki apakah ada undang-undang kejahatan kebencian yang dilanggar selama penampilan tersebut. "Kami telah menerima banyak kontak terkait peristiwa ini dari orang-orang di seluruh dunia dan mengakui kuatnya perasaan publik," demikian pernyataan departemen kepolisian.
Menanggapi insiden tersebut, melalui unggahan Instagram pada Selasa (1/7/2025), Bobby Vylan menyatakan bahwa grupnya sedang menjadi target karena bersuara dan mengulang seruan "Free Palestine. "Banyak orang ingin Anda percaya bahwa sebuah band punk adalah ancaman nomor satu bagi perdamaian dunia. Kami mendukung pembongkaran mesin militer yang kejam (merujuk pada serangan militer Israel di Gaza-Redaksi)," tulisnya.
Siapakah Bob Vylan?
Setelah insiden tersebut, Bob Vylan menjadi berita utama di seluruh dunia. Duo ini, yang merilis album debut mereka pada tahun 2020, menggunakan nama panggung Bobby Vylan (vokalis) dan Bobbie Vylan (drummer). Mereka sengaja mengaburkan identitas mereka untuk menolak apa yang mereka anggap sebagai "kontrol negara", meskipun nama asli Bobby, Pascal Robinson-Foster, telah banyak dilaporkan.
Dilansir laman The Guardian pada Rabu (2/7/2025), Bob Vylan terbentuk setelah Robinson-Foster bertemu rekan bandnya di sebuah bar London pada 2017. Mereka dikenal karena musik yang bermuatan politik, menggabungkan elemen punk, grime, reggae, dan indie. Musik mereka sering kali memiliki semangat pemberontakan dengan dorongan antikemapanan yang kuat.
Kelompok ini telah mengangkat sejumlah topik progresif dalam musik mereka, termasuk kemiskinan pangan, seksisme, tuan tanah eksploitatif, dan rasisme institusional. Namun, gerakan untuk kebebasan Palestina selalu menjadi inti dari proyek mereka.