Turki dan Gaza Palestina: Membangun Kembali Harapan yang Dihancurkan Israel

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Turki menjadi salah satu negara yang paling vokal dan konsisten dalam mendukung pemulihan Gaza pascagempuran Israel. Dukungan itu tidak hanya berupa pernyataan politik, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata: pengiriman bantuan kemanusiaan, pembangunan rumah sakit, sekolah, dan infrastruktur dasar yang rusak akibat perang.

Melalui badan kemanusiaannya seperti Turkish Cooperation and Coordination Agency (TIKA) serta Bulan Sabit Merah Turki, Ankara berupaya menghadirkan harapan baru bagi warga Gaza yang hidup dalam keterbatasan. Bagi Turki, membangun Gaza bukan semata soal kemanusiaan, tetapi juga wujud solidaritas dunia Islam terhadap penderitaan rakyat Palestina.

TIKA merupakan lembaga bantuan pembangunan resmi dari pemerintah Turki yang didirikan pada tahun 1992. TIKA bertujuan untuk mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial di negara-negara berkembang, terutama di wilayah yang memiliki hubungan sejarah dan budaya dengan Turki, seperti di Asia Tengah, Balkan, Afrika, dan Timur Tengah.

Melalui berbagai proyek dan program, TIKA aktif di berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, pertanian, infrastruktur, dan pelestarian budaya. Dalam perannya sebagai instrumen diplomasi luar negeri Turki, TIKA tidak hanya menyalurkan bantuan kemanusiaan tetapi juga berupaya memperkuat pengaruh dan hubungan bilateral Turki di kancah internasional. Hingga saat ini, TIKA telah menjalankan puluhan ribu proyek di lebih dari 170 negara di seluruh dunia.

Keterlibatan Turki menguntungkan warga Gaza yang memang sangat membutuhkan pelindung yang kuat. Turki yang merupakan anggota NATO memiliki modal yang sangat dibutuhkan untuk melestarikan nilai kemanusiaan di Gaza, tanah yang selama ini dinistakan Israel yang sewenang-wenang menumpahkan darah warga Palestina. 

Keterlibatan Turki di Gaza mencerminkan visi geopolitik Presiden Recep Tayyip Erdogan yang ingin menempatkan negaranya sebagai pemimpin moral bagi dunia Muslim. Ankara berulang kali menekan Israel di forum internasional, menolak blokade, dan menyerukan solusi dua negara yang adil.

Pembangunan fasilitas publik di Gaza—seperti Rumah Sakit Turki-Palestina yang menjadi pusat medis terbesar di wilayah itu—adalah simbol konkret dari komitmen Turki untuk tidak membiarkan Gaza sendirian.

Di tengah konflik yang berkepanjangan, Turki tampil bukan hanya sebagai sekutu politik Palestina, tetapi juga sebagai penggerak utama rekonstruksi dan kemanusiaan di tanah yang porak-poranda oleh perang.

Read Entire Article
Food |