Paparan Wakil Rektor I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. Istiningsih, M.Pd., dalam acara Media Gathering yang diselenggarakan di Hotel Saphir Yogyakarta, Senin (15/12/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta memantapkan langkahnya menuju perguruan tinggi berkelas internasional. Salah satu upaya konkret yang saat ini tengah dipersiapkan adalah rencana pembukaan cabang UIN Sunan Kalijaga di luar negeri, yakni di Malaysia dan Brunei Darussalam.
Wakil Rektor I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Istiningsih mengungkapkan langkah ini menjadi bagian dari visi besar UIN Sunan Kalijaga untuk memperluas jejaring pendidikan Islam moderat di tingkat global. Selain fokus pada peningkatan kualitas pendidikan, kampus tersebut juga memiliki orientasi kuat untuk go global.
Adapun tahapannya saat ini tengah menyusun naskah akademik sebagai dasar pembukaan cabang di Malaysia.
"Kami sudah ada kolaborasi dengan komunitas youth center di Malaysia untuk pembukaan UIN cabang Malaysia. Saat ini sudah bergerak, kami sedang menunggu regulasi yang ada di Malaysia," katanya dalam acara Media Gathering di Yogyakarta, Senin (15/12/2025).
Menurutnya, apabila seluruh persyaratan dan regulasi dari otoritas setempat telah terpenuhi, pembukaan cabang di Malaysia ditargekan dapat dilakukan pada awal tahun 2026. Malaysia menjadi prioritas utama karena kedekatan historis, budaya, serta tingginya minat mahasiswa asal negeri jiran tersebut untuk menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga.
Selain Malaysia, UIN Sunan Kalijaga juga tengah berproses untuk membuka cabang di Brunei Darussalam. Pembukaan cabang di negara tersebut juga ditargetkan dapat terealisasi pada pertengahan tahun 2026.
UIN Sunan Kalijaga berkomitmen untuk terus memperluas peran dan kontribusinya di kawasan Asia Tenggara.
"Tentunya untuk cabang-cabang di luar negeri terus kita tingkatkan, tetapi untuk target 2026 ini dengan Malaysia dan Brunei Darussalam," ucapnya.
Istiningsih mengatakan rencana pembukaan cabang di luar negeri tak lepas dari tingginya animo mahasiswa internasional yang selama ini menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia memaparkan, mahasiswa asing yang berasal dari Malaysia, Brunei Darussalam, hingga Thailand menjadi bagian penting dalam atmosfer akademik kampus tersebut.
Hal inilah yang menjadikan Malaysia dan Brunei Darussalam sebagai dua negara prioritas untuk pembukaan cabang di luar negeri. "Ini wujud UIN Jogja mengglobal, memperluas akses pendidikan kami," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Admisi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Handini mengatakan rencana pembukaan cabang di luar negeri memang belum 100 persen, tetapi merupakan suatu keniscayaan. Ini sejalan dengan meningkatnya jumlah mahasiswa asing yang menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga dari tahun ke tahun.
Saat ini, mahasiswa asing yang ada di UIN Sunan Kalijaga terbagi dalam dua kategori, yakni reguler dan khusus. Mahasiswa asing kategori reguler menempuh pendidikan penuh seperti mahasiswa pada umumnya, mulai dari semester awal hingga lulus. Sementara itu, mahasiswa asing kategori khusus merupakan mereka yang mengikuti program tertentu di UIN Sunan Kalijaga, seperti kerja sama antar kampus, short course, maupun pertukaran pelajar.
Biasanya, mahasiswa kategori ini hanya mengikuti perkuliahan selama satu hingga dua semester pada program studi tertentu. "Ada juga kerja sama antar kampus dan pertukaran pelajar," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan UIN Sunan Kalijaga, Ali Sodiq, menyampaikan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta juga memiliki rencana untuk membuka Fakultas Kedokteran. Seluruh persyaratan pendirian fakultas tersebut telah diajukan dan kini tinggal menunggu proses lanjutan dari pihak berwenang.
"Semua dokumen sudah kami submit. Saat ini kami siap jika dilakukan visitasi lapangan," ujarnya.
Ali Sodiq optimistis perizinan Fakultas Kedokteran dapat rampung pada tahun depan sehingga kegiatan akademik bisa segera dimulai. Menurutnya, kehadiran fakultas ini menjadi langkah strategis UIN Sunan Kalijaga dalam menjawab kebutuhan tenaga medis, sekaligus memperluas kontribusi perguruan tinggi Islam di bidang kesehatan. Nantinya, Fakultas Kedokteran UIN Sunan Kalijaga akan memiliki kekhasan yang membedakan dari fakultas kedokteran pada umumnya. Kurikulum yang disiapkan juga akan menekankan perspektif keislaman serta fokus pada penanganan penyakit degeneratif pada lanjut usia.
Dengan konsep tersebut, Ali berharap UIN Sunan Kalijaga dapat melahirkan dokter-dokter yang tidak hanya kompeten secara medis, tetapi juga memiliki keunggulan keilmuan dan pendekatan holistik dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat.
"Nanti punya kekhasan penyakit di generatif lanjut usia. Dokter-dokter yang kami cetak akan menguasai dan memiliki keunggulan di bidang itu," katanya.

3 days ago
4



































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344879/original/037827700_1757495713-Kota_Semarang.jpg)









