AFC Dikritik: Wasit, VAR, dan Jadwal Tuan Rumah Jadi Sorotan Tajam di Kualifikasi Piala Dunia

5 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putaraan Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia telah berakhir, tapi menyisakan gelombang kritik yang tertuju kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Isu keberpihakan wasit dan kejanggalan jadwal pertandingan memicu protes dari berbagai pihak, mulai dari Indonesia, Oman, hingga Irak.

Dalam laga pembuka di Grup A, timnas Oman yang dilatih Carlos Queiroz merasa diperlakukan tidak adil kala menghadapi tuan rumah Qatar. Sang pelatih asal Portugal itu meluapkan kemarahannya lewat media sosial, menyoroti insiden keras menit ke-28 yang merugikan timnya.

“Tekel brutal terhadap Jameel Al Yahmadi. Tidak ada kartu merah. Kami kehilangan salah satu pemain terbaik kami untuk 10–12 bulan ke depan,” tulis Queiroz di akun Instagram-nya.

Menurutnya, wasit hanya memberikan kartu kuning, sementara VAR tidak mengambil tindakan apa pun. “Qatar mempertahankan pemainnya di lapangan dan dia akan diberi hadiah dengan bermain di pertandingan berikutnya. Tuhan selamatkan sepak bola. The show must go on,” sindir Queiroz tajam.

Oman memang bisa menahan Qatar tanpa gol. Namun tanpa Jameel Al Yahmadi, Oman takluk 1-2 dari Uni Emirat Arab (UEA) dan tersingkir. Sementara UEA yang hanya punya waktu istirahat dua hari kemudian takluk 1-2 dari Qatar pada laga penentu untuk memastikan lolos ke Piala Dunia 2026. Sementara UEA harus menjalani laga putaran kelima melawan runner up Grup B Irak sebelum menjalani playoff antarbenua. Hasil yang memantik tudingan ketidakadilan.

Sebelumnya, Indonesia juga menjadi korban kontroversi kepemimpinan wasit dalam laga hidup-mati melawan Irak. Wasit asal China, Ma Ning, menjadi sorotan setelah beberapa keputusannya dianggap merugikan Skuad Garuda.

Pertama, pelanggaran keras terhadap Ole Romeny di depan gawang Irak hanya diganjar kartu kuning, padahal posisi penyerang itu sudah berhadapan langsung dengan kiper.

Kedua, pelanggaran kaki tinggi terhadap Kevin Diks oleh pemain Irak yang berakting seolah ia diganjal ketika hendak membuang bola.

Ketiga, insiden siku terhadap Kevin Diks di kotak penalti memang menghasilkan kartu merah untuk pemain Irak, tapi tak diikuti dengan tendangan penalti untuk Indonesia. Keputusan-keputusan ini membuat publik sepak bola Tanah Air geram setelah Indonesia kalah 0–1 dan gagal ke Piala Dunia.

Tak berhenti di situ, protes juga datang dari Irak yang merasa dirugikan oleh jadwal pertandingan yang tidak adil. Melalui akun Instagram @iraqfootballpod, seorang podcaster sepak bola asal Irak menuding adanya “perlakuan istimewa” bagi tuan rumah Qatar dan Arab Saudi.

“Selamat datang di Mafia AFC. Qatar dan Arab Saudi mendapat keuntungan kandang untuk dua laga terakhir, serta memiliki lima hari istirahat. Irak dan UEA hanya mendapat dua hari,” tulis akun tersebut.

Protes serupa sebelumnya juga diutarakan Indonesia, yang merasa jadwal pertandingan terlalu mepet dan menguras stamina pemain sebelum menghadapi tim kuat.

Kumpulan insiden ini menyoroti krisis kepercayaan terhadap integritas wasit dan penyelenggaraan turnamen AFC. Dari ruang ganti hingga ruang publik digital, tuntutan akan transparansi dan profesionalisme semakin keras menggema.

Read Entire Article
Food |