Danantara: Energi Terbarukan di Indonesia Tumbuh Cepat Tiap Tahun

5 days ago 10

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Pandu Patria Sjahrir, menyampaikan kapasitas pembangkit listrik terbarukan di Indonesia meningkat setiap tahun.

“Kapasitas pembangkitan listrik terbarukan meningkat setiap tahun, lebih tinggi dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Dan jika Anda melihat pangsa listrik terbarukan yang dihasilkan, saya pikir itu akan menjadi sektor yang tumbuh paling cepat,” ujarnya dalam FT Live Energy Transition Summit Asia Conference di Jakarta, Rabu.

Menurut Pandu, Indonesia merupakan tempat yang baik untuk menginvestasikan modal di bidang transisi energi, mengingat negara ini merupakan konsumen energi terbesar dan penduduk terpadat keempat di Asia Tenggara. Namun, sebagian besar pembangkit listrik saat ini masih berbasis fosil.

Pemerintah pun menargetkan pencapaian emisi nol bersih dalam beberapa dekade mendatang. “Jadi, tugas kita adalah bagaimana para investor menempatkan risiko pada modal dalam hal-hal yang terkait dengan bahan bakar nonfosil,” ucapnya.

Saat ini, Indonesia baru mampu menarik 10 persen dari total investasi global di bidang transisi energi ke ASEAN, dan 29 persen dari intra-ASEAN. Capaian ini menunjukkan masih adanya potensi pertumbuhan investasi lebih lanjut di sektor transisi energi, baik melalui kemitraan dengan pebisnis lokal maupun peran investor asing yang dapat membantu menyelesaikan berbagai tantangan, mulai dari operasional hingga perizinan.

Ia menyampaikan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, akan membantu dalam hal perizinan guna mempercepat pertumbuhan investasi di Indonesia.

Lebih lanjut, Pandu mengungkapkan bahwa Pertamina New and Renewable Energy (NRE) baru saja berinvestasi di Filipina untuk mengembangkan industri pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Kerja sama strategis tersebut ditandai dengan kepemilikan Pertamina NRE atas 20 persen saham Citicore Renewable Energy Corporation (CREC), perusahaan energi terbarukan asal Filipina.

“Kita harus jujur bahwa Filipina telah melakukan pekerjaan yang sangat baik di sektor energi terbarukan. Kami ingin belajar bagaimana mereka mengembangkannya, bagaimana mereka tumbuh, dan tugas kami adalah memindahkan sebagian pengetahuan itu ke sini,” katanya.

Kolaborasi antara Indonesia dan Filipina dinilai strategis dalam upaya mengembangkan perdagangan intra-ASEAN. Indonesia memandang kerja sama regional semakin penting di tengah ketegangan geopolitik global.

“Kami juga akan meminta PNRE dan CREC untuk tumbuh dan fokus pada pasar ekspor ke pasar ASEAN lainnya. Saya pikir pertumbuhannya akan kuat. Salah satu pendorong utama pertumbuhan adalah berkembangnya industri pusat data. Pusat data telah menjadi industri yang tumbuh sangat cepat, dan kebutuhan akan energi terbarukan sangat besar,” ungkap CIO BPI Danantara.

sumber : Antara

Read Entire Article
Food |