Dua Peserta Lari Siksorogo Lawu Ultra Meninggal, Diduga karena Serangan Jantung dan Asma

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dua peserta kegiatan lari Siksorogo Lawu Ultra 2025 meninggal saat tengah mengikuti acara tersebut, Ahad (7/12/2025). Keduanya merupakan aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Surakarta. 

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Muhamad Masrofi, mengungkapkan, kedua peserta yang meninggal masing-masing atas nama Pujo Buntoro (55 tahun) dan Sigit Joko Purnomo (45 tahun). Pujo merupakan Kepala Biro Hukum Kemenpar, sedangkan Sigit adalah pegawai Kantor Kemenag Surakarta. 

Menurut Masrofi, Pujo dan Sigit sama-sama mengikuti kegiatan Siksorogo Lawu Ultra 2025 kategori 15 kilometer. Event lari tahunan yang digelar Pemerintah Provinsi Jateng itu dilaksanakan di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

"Dari kejadiannya, satu pejabat dari Kemenpar itu mengalami serangan jantung. Sementara yang satu lainnya, mempunyai penyakit asma. Setelah kami telusuri, yang dari Kemenpar itu memang sudah punya riwayat (penyakit) jantung," kata Masrofi ketika diwawancara, Rabu (10/12/2025).

Menurut Masrofi, dalam proses pendaftaran, panitia melakukan tes kesehatan standar terhadap para peserta. Selain itu, panitia juga menanyakan apakah peserta memiliki penyakit berisiko untuk kegiatan lari. Namun, berdasarkan keterangan yang dihimpun lembaganya, baik Pujo maupun Sigit tak menyampaikan soal riwayat penyakit yang dideritanya. 

"Ini (riwayat penyakit) yang tidak disampaikan pada saat pendaftaran dan tes kesehatan. Kalau saat mendaftar dijawab punya penyakit jantung, pasti tidak boleh ikut. Termasuk yang penyakit paru," ucap Masrofi. 

Dia menerangkan, tes kesehatan yang dilakukan panitia terhadap para calon peserta bersifat pemeriksaan standar seperti pengecekan tekanan darah dan sebagainya. "Kan tidak mungkin semuanya dites secara general check-up. Tapi kesadaran daripada masing-masing," ujarnya.

Selain tes kesehatan dan wawancara, para calon peserta Siksorogo Ultra 2025 turut diminta menandatangani surat pernyataan. Isinya yaitu soal memahami risiko kegiatan dan bertanggung jawab atas kondisi kesehatan masing-masing. 

Masrofi mengeklaim, proses penanganan terhadap Pujo dan Sigit juga sudah sesuai standar prosedur operasional. "Termasuk respons cepat di titik kejadian, aktivasi tim medis, serta koordinasi evakuasi ke fasilitas kesehatan setelah ada kejadian itu. Sistem medis dan keamanan sudah disiapkan sesuai standar melibatkan tenaga medis di lapangan, ambulans, hingga rumah sakit rujukan," ucapnya. 

Dia menambahkan, terdapat sekitar 1.000 sukarelawan, termasuk marshall dalam event Siksorogo Ultra 2025. Mereka tersebar di sepanjang rute bersama tenaga medis profesional. 

Menurut Masrofi, kegiatan Siksorogo Lawu Ultra 2025 diikuti sekitar 5.700-an peserta. Sekitar 30 di antaranya merupakan warga negara asing.

"Dengan adanya kejadian di kegiatan Siksorogo kemarin, kami dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada para korban dan juga keluarga. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan," ucap Masrofi. 

Dia berharap, insiden yang terjadi pada event Siksorogo Lawu Ultra 2025 dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat yang hobi berpartisipasi dalam ajang-ajang lari. "Harus ada keterbukaan dari peserta. Sampaikan saja kekuatan dan kelemahan fisiknya seperti apa," ujarnya.

Read Entire Article
Food |