Elektrifikasi Transportasi Publik Jadi Strategi Tekan Emisi

3 hours ago 2

Bus listrik melintas saat peluncuran di area Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sektor transportasi darat masih menjadi penyumbang utama polusi udara dan emisi gas rumah kaca di Indonesia. Upaya elektrifikasi angkutan umum kini didorong sebagai langkah strategis untuk mengurangi emisi sekaligus menekan konsumsi bahan bakar fosil.

Direktur Lalu Lintas Jalan Kemenhub Rudi Irawa mengatakan, bus listrik menjadi fokus utama dalam transisi energi transportasi. “Elektrifikasi angkutan umum, khususnya bus listrik, menjadi salah satu strategi penting untuk menurunkan emisi serta mendorong efisiensi operasional transportasi,” ujar Rudi dalam keterangan tertulis dikutip pada Rabu (17/9/2025).

Ia menegaskan kebijakan tersebut selaras dengan target Net Zero Emission 2060 yang tercantum dalam dokumen perencanaan nasional. Menurutnya, peningkatan jumlah kendaraan bermotor pribadi memperparah polusi udara sekaligus menambah konsumsi energi fosil.

“Saya mengajak seluruh pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, industri, akademisi, maupun masyarakat untuk bekerja sama mendukung percepatan penggunaan energi bersih di sektor transportasi darat,” ucapnya.

Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin menambahkan, polusi udara di Jakarta sekitar 67 persen berasal dari sektor transportasi. Kondisi ini menempatkan Jakarta sebagai kota ketiga paling berpolusi di dunia.

“Kini sudah ada 260 bus listrik. Tahun ini direncanakan penambahan 200 bus listrik. Sementara target pada 2030 memenuhi sebanyak 10.000 bus listrik,” kata Khoirudin.

Menurutnya, konversi armada TransJakarta ke bus listrik terbukti mampu menekan 20 ribu ton karbon per tahun. Capaian ini membuat Jakarta memperoleh Sertifikat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dari Kementerian Lingkungan Hidup.

Wali Kota Bogor Dedie A Rachim turut menekankan pentingnya kebijakan lingkungan dalam transportasi. Ia mengingatkan transisi energi di sektor transportasi perlu sejalan dengan perbaikan sumber energi listrik.

“Perlu komitmen bersama agar energi listrik yang nantinya digunakan dihasilkan dari sistem pembakaran yang ramah lingkungan karena saat ini energi listrik masih diperoleh dari 32 ribu ton batu bara,” ujar Dedie.

Dedie juga mengapresiasi terhubungnya armada TransJakarta hingga Bogor yang dinilai membantu mengurangi ketergantungan warga terhadap kendaraan pribadi.

Read Entire Article
Food |